Selasa, 19 Juli 2016

EMPATI

Ada apa dengan kita..? Begitu senang tertawa di atas kesengsaraan orang lain. Begitu bahagia bisa membuat teman atau saudara terhibur karena olok2an kita.

Ketika sedang ramai masalah autisme, kita dengan gembira mengolok2 teman yg peyendiri dengan istisa autis.
Waktu terjadi "pemerkosaan cangkul", ada yg berbagi foto aneh cuma sekedar utk bergembira. Dan sekarang..vaksin palsupun kita jadikan bahan olok2an. Gambar bayi dg muka dewasa lengkap dg cambang dan kumis..dengan bahagianya kita bagi dengan teman2 di grup media sosial.

Kita seolah telah kehilangan rasa empati sebagai seorang manusia. Bisakah kita meggelari teman kita dg " si autis" seandainya anak kitalah penderita autis yg sebenarnya.
Bisakah kita tertawa atau sekedar tersenyum melihat foto bayi dg wajah dewasa seandainya bayi2 kitalah yg telah divaksin dg vaksin palsu.

Kita..yg tak mempunyai cobaan seperti saudara yg lain, dengan gembira ria menjadikan penderitaan mereka sebagai olok2an.

Cobalah tanyakan pada orang tua yg mempunyai anak autis, bagaiman jatuh bangun dan perjuangan berdarah2 mereka utk menjadikan anak2 mereka bisa sama dg anak2 kita.

Cobalah tanyakan sekarang pada orang tua yang anaknya telah divaksin palsu, bagaimana perih dan pilunya hati mereka. Ditambah kehawatiran akan hal2 buruk di masa depan anaknya.


Padahal...masih banyak di dunia ini yg bisa kita jadikan candaan tanpa membuat orang lain terluka.

Namun...kita telah memilih utk tertawa bersama dan menambah derita bagi mereka.

Semoga Allah mengampuni kita..