Rabu, 30 Oktober 2013

ITULAH GUNANYA

Pernah satu ketika...duluu..waktu saya baru saja pindah rumah ke tempat yang sekarang. Saya ada keperluan ke luar rumah setelah beberapa saat dan lumayan jauh meninggalkan rumah , tiba2 saya teringat..kompor tadi masih nyala ga yaaaa....????? huaaa.... padahal di rumah ga ada orang sama sekali. 

Waduh ...gimana nih... mau balik dah cukup jauh , ga balik kok perasaan ga tenang amat ya...

Kalau masih tinggal di komplek yang lama sih saya ga begitu hawatir, tinggal telpon "Bu...minta tolong liatin ke rumah dong, kayanya saya lupa matiin kompor deh.." aman deh pokoknya. 

Nah di sini saya walaupun ga baru2 amat, tapi lingkungan dan cara bertetangganya sangat beda. Walaupun sebelah2an, depan2an..belum tentu bisa ketemu sebulan sekali. Paling lihat atau denger suara mobil, atau ngeliat dari jauh aja. 


Saya buka2 kontak di HP nyari nomor tetangga depan rumah, walaupun ga terlalu deket, tapi asisten rumahnya lumayan sering ngobrol ma saya. Saya telepon ke rumahnya dan berharap yang terima asistenya, jadi saya enak kalo minta tolong (maksud hati), tapi ternyata yang terima yang punya rumah, suaminya pula...kacau deh. Jadilah setengah malu karena teledor, setengah malu lagi karena minta tolong sama tetangga yg baru dikenal.


Setelah beberapa saat saya dapat kabar via sms istrinya, ngasih tau kalau asistennya dah ngecek ke rumah, dan ga ada tanda2 kompor nyala.

Alhamdulilllaaaaah.... lega deh...

dan saya bales smsnya " Terima kasih banyak Bu Rika, Mohon maaf dah ngerepotin ibu"

dan dibalas " Itulah gunanya tetangga Bu"


Yaaa...itulah gunanya tetangga, gunanya teman, gunanya saudara, gunanya keluarga..

Saling menjaga, saling membantu, saling mengingatkan, saling berbagi entah itu benda atau cerita...dan bisa diandalkan.

Beruntunglah kamu yang punya tetangga, teman, saudara dan keluarga yang bisa diandalkan untuk berbagi itu semua.

Dan beruntung jugalah orang2 yang menjadikan kamu sebagai tetangga, teman, saudara dan keluarga yang bisa diandalkan.

Jumat, 25 Oktober 2013

Mama Papa Larang

Mama Papa Larang...(by Judika)
Judul lagunya agak2 kocak, tapi ternyata isinya.... dalemmm..
 
Separuh nafasku ku hembuskan untuk cintaku 
Biar rinduku sampai kepada bidadariku
 
Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu 

Biarkan bumi menolak, ku tetap cinta kamu 
Biar mamamu tak suka, papamu juga melarang 
Walau dunia menolak ku tak takut 
Tetap ku katakan ku cinta dirimu
 
Karena kamu bintang di hatiku 

Takkan ada yang lain mampu goyahkan rasa cintaku padamu
 
Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu 

Biarkan bumi menolak, ku tetap cinta kamu 
Biar mamamu tak suka, papamu juga melarang 
Walau dunia menolak ku tak takut 
Tetap ku katakan ku cinta dirimu
 
Sudah jangan kau usik lagi 

Cinta yang tertanam di hati akan ku bawa sampai mati
Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu


 Biarkan bumi menolak, ku tetap cinta kamu 
Biar mamamu tak suka, papamu juga melarangWalau dunia menolak ku tak takut 
Tetap ku katakan ku cinta dirimu oooh 

JAUH

Kamu...ya..kamu yang tadinya selalu bersamaku..berbagi cerita konyol dan ga jelas. Dan sekarang kamu sengaja menghindar, menjauh, dan berpaling dari persahabatn kita. Walaupun aku ga bisa paham dan mengerti mengapa..

yach...sudahlah. 

Setiap orang bebas memilih sikapnya dengan orang lain, terlepas itu menyakiti atau tidak.

It's okay... 

Semuanya baik-baik saja. Tak mengapa kawan. Tak perlu merasa wajib untuk menyapaku bila hatimu menolak. Tak perlu berbasa basi sobat. Karena teman dan sahabat adalah masalah hati. Tanpa hati...kita mungkin hanya sebatas kenalan.

Tak perlu juga ucapan "Sayonara" dan sejenisnya. Hatimu sudah sangat jauh, dan aku cukup lelah mencoba kembali menggapainya. Hanya membuatmu semakin jauh pergi berlari. Dan samar aku melihat tampak punggungmu pergi meninggalkan semua yang pernah membuat kita tertawa bersama.

Cocoknya sih begini gambarnya..tampak punggung..hehehe..

Kamis, 24 Oktober 2013

KAPAN...???

5 bulan sejak saya terakhir nulis di blog ini, dan 5 bulan sejak saya pindah ke kantor yang baru ini, sungguh...banyak sekali kejadian dan peristiwa yang telah terjadi. kadang membuat air mata ingin tumpah mengalir dan tak ingin ada yang menahannya. Terkadang tertawa lepas bersama "sahabat setia" yang hampir 18 tahun setia bersama saya. Dan kadang galau tak jelas karena menginginka sesuatu yang tak tau dan tak mengerti jalannya. Kadang ingin marah karena sahabat pergi meninggalkan cerita dan kenangan yang pahit dan manis yang pernah kami jalani bersama.


 5 bulan ini telah membuat saya banyak berfikir dan mencoba mengerti. Berfikir tentang kemana hidup akan saya bawa, karena saya tak mau hidup yang membawa saya. Saya ingin menentukan apa dan tidak ingin dilakukan.


Sulung saya sebentar lagi akan meninggalkan kehidupan kami di rumah. Dia akan melalang mencari hidupnya tanpa ada aku disampingnya. Dan setelah musim haji ini berakhir, jika Tuhan mengijinkan...saya akan melakukan perjalanan ke tanah suci di musim berikutnya, dan buat saya sebagai muslim, itulah pencapaian tertinggi saya sebagai manusia Hamba Allah. Dan entah mengapa..saya merasa ikhlas untuk pergi meninggalkan semua ini jika saya sudah pernah mendatangi rumahNya.


Dan entah mengapa, hampir setiap malam menjelang tidur, sambil berpegangan tangan, kami sering membahas "bila suatu saat nanti...kita tak lagi bersama" entah saya atau dia yang lebih dulu pergi.

 

Sebulan yang lalu Ayah saya dirawat di Rumah Sakit di kota yang jauuuuh dari kota saya bertempat tinggal. Saya tak bisa mendampingi beliau, Dan sampai sekarang saya belum bertemu lagi.


Dan sekarang...saya berada di satu titik kebimbangan. Orang tua yang sudah selayaknya kami jaga, orang tua yang seharusnya dimanja, dan orang tua yang seharusnya kami dengarkan segala keluh kesahnya. Namun ...jarak ribuan km telah membentang antara aku dan mereka. Saya iri dengan cerita "teman SMP" yang telah sepenuh hati merawat dan menjaga ayahnya hampir 2 tahun belakangan ini. Tak ada kata penyesalan saat sang ayah meninggalkan dia beserta saudar2nya. Sedangkan saya...??


Dan hari Minggu kemarin, ibu saya yang di Cirebon mengalami serangan jantung yang tak pernah beliau dan kami duga.Adakah waktu yang tersisa buat saya...?? 


Saya tidak peduli kalau tulisan ini tanpa alur, tanpa tujuan yang jelas. Selama apa yang saya rasakan tersampaikan..cukup sudah.