HAMPA
Jasad sang ayah membeku
terbujur di ruang tengah dengan ditangisi sepasang anak yang masih sangat belia.
Mereka menagis tanpa ada tempat bersandar…secara harfiah mereka tak ada dada
tempat menumpahkan air mata kesedihan atas kepergian sang ayah yang telah 4
bulan sebelumnya tak pernah lagi pulang karena harus berjuang melawan sakit di
RS. Kanker Dharmais. Mereka menangis sendiri sambil msesekali menyentuh jasad
ayah yang terbaring
Sementara sang bunda…..terbaring lemah tak berdaya di kamar….menahankan
rasa sakit dan perih akibat operasi
pengangkatan miom dan usus buntu seminggu lalu. Bunda yang selama 4 bulan terakhir menemani sang ayah di
rumah sakit tanpa mengenal lelah dan
sakit…. Karena mereka jauh dari sanak keluarga di Sumatera sana. Bunda yang baru
saja masuk kantor hari Senin minggu lalu setelah cuti alasan penting untuk
mengurus suami di rumah sakit, dan kemudian keesokan harinya harus menjalani
operasi tanpa sepengetahuan sang suami yang
terbaring di rumah sakit.
Bunda yang baru saja pulang dari rumah sakit hari Minggu
dengan sakit dan sedih …dan ternyata dalam perjalanan sore kemarin untuk kontrol
jahitan mendapat kabar kepergian sang suami tercinta…
Air mata seperti hendak tumpah….menggenang dan saling
berlomba ingin menetes di kedua belah pipi. Dada terasa sesak menahankan haru
yang sungguh teramat dalam.
Dalam perjalanan seorang anak manusia…..apakah yang lebih
menyakitkan dan menyedihkan daripada kehilangan dan ditinggal oleh belahan jiwa
dan sandaran hati…..?
Allah…..Engkau kuasa atas segala hal…
Engkau mengambil apa yang menjadi milikMu…
Suka tak suka…
Rela tak rela….
Kami yang ditinggalkan harus menerima semua…
Tabah dan ihlaslahlah kawan….
Klise memang….
Tapi…
Tak ada pilihan lain bukan…?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar