Rabu, 17 Oktober 2012

HAMPA



Jasad  sang ayah membeku terbujur di ruang tengah dengan ditangisi sepasang anak yang masih sangat belia. Mereka menagis tanpa ada tempat bersandar…secara harfiah mereka tak ada dada tempat menumpahkan air mata kesedihan atas kepergian sang ayah yang telah 4 bulan sebelumnya tak pernah lagi pulang karena harus berjuang melawan sakit di RS. Kanker Dharmais. Mereka menangis sendiri sambil msesekali menyentuh jasad ayah yang terbaring

 

Sementara sang bunda…..terbaring lemah tak berdaya di kamar….menahankan rasa sakit dan perih akibat  operasi pengangkatan miom dan usus buntu seminggu lalu. Bunda yang  selama 4 bulan terakhir menemani sang ayah di rumah sakit  tanpa mengenal lelah dan sakit…. Karena mereka jauh dari sanak keluarga di Sumatera sana. Bunda yang baru saja masuk kantor hari Senin minggu lalu setelah cuti alasan penting untuk mengurus suami di rumah sakit, dan kemudian keesokan harinya harus menjalani operasi tanpa sepengetahuan sang suami  yang  terbaring di rumah sakit.

 

Bunda yang baru saja pulang dari rumah sakit hari Minggu dengan sakit dan sedih …dan ternyata dalam perjalanan sore kemarin untuk kontrol jahitan mendapat kabar kepergian sang suami tercinta…

 

 


Air mata seperti hendak tumpah….menggenang dan saling berlomba ingin menetes di kedua belah pipi. Dada terasa sesak menahankan haru yang sungguh teramat dalam.


 

 

Dalam perjalanan seorang anak manusia…..apakah yang lebih menyakitkan dan menyedihkan daripada kehilangan dan ditinggal oleh belahan jiwa dan sandaran hati…..?

 

Allah…..Engkau kuasa atas segala hal…

 

Engkau mengambil apa yang menjadi milikMu…

 

Suka tak suka…

 

Rela tak rela….

 

Kami yang ditinggalkan harus menerima semua…

 

Tabah dan ihlaslahlah kawan….

 

Klise memang….

 

Tapi…

 

Tak ada pilihan lain bukan…?

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar