Selasa, 22 Januari 2013

IP NYA BERAPA SIH....???



Tadi, di perjalanan ke kantor…seperti biasa saya mendengarkan radio… frekuensinya sih ganti-ganti… tergantung… tergantung acara dan lagu yang di putar. Kalo lagu dan acaranya asik… saya akan mantengin aja di situ.


Naah… tadi di sekilas berita Gen FM, ada berita bahwa 5 orang pelaku pemerkosaan mahasiswi di New Delhi India hari ini mulai disidangkan, dan mereka terancam dikenai hukuman mati.


Terlepas apakah anda, saya dan pihak keluarga setuju dengan hukuman yang bakal dijatuhkan kepada mereka…ada satu hal yang mengganggu fikiran saya.


Saya jadi kepikiran… kenapa mereka memperkosa mahasiswi tersebut…? Nyata2 perbuatan mereka itu bakal menimbulkan masalah di kemudian hari. Terlepas dari masalah dari dosa dan menyalahi agama. Kalo korban masih hidup…pasti dia akan lapor pada keluarga dan kepolisian. Dan kalo tewas…tetep aja bakal dikejar2 sama pihak berwajib. Bikin repotkan….?


Maaf maaf nih yaaaa… hari gini di kota dan tempat mana sih yang ga ada tempat prostitusi…?? Yang terang2an ada…yang terselubung juga menjamur.


Mulai dari yang harganya tak terjangkau dan sudah diluar nalar kita sebagai manusia sampai hanya diganjar dengan sebungkus nasi atau malah cuma satu sachet shampoo buat keramas.


Model yang tersedia  juga beraneka macam… yang berambut keriting ada..yang lurus juga ada. Yang putih banyak… yang  eksotispun gampang dicari.


Mau yang semampai tinggal tunjuk…mau yang padat berisi juga tinggal pilih. Apa susahnya siiih….??


Ngapain juga nyari perkara dengan hukum. Toh di tempat2 tertentu hukum tidak pernah dianggap dan mungkin sama sekali tak dikenal. 


Kok ya ga pakai logika sih…???  Pinter dikit napa…


Dulu IPnya berapa sih….?



Atau sewaktu sekolah pernah tinggal kelas berapa kali sih…? ….:P


#nambahin dikit lagi.... tulisan saya ni sama sekali ga bermaksud mendukung kelakuan mereka..dan ga bermaksud memberi solusi juga. Hanya saja mestinya laki2 ga baik itu juga peruntukannya buat perempuan ga baik juga. 

Senin, 21 Januari 2013

THANK U MBAK



Jumat siang minggu lalu saya mampir ke sebuah toko untuk membeli satu keperluan.  Masuk toko keluar toko… ada yang barangnya cocok…tapi dompetnya ga ihlas mau bayar…ada yang sudah direstui sama dompet…mata ga setuju… yach… serba susah nih jaman paceklik gini. Barang murahpun kerasa mahal… :)

 



Dan sampai akhirnya saya terdampar di satu toko yang barangnya sangat cocok dengan mata saya….Awal masuk toko sih perasaan dah ga enak liat penjaga tokonya. Saya tau…kalo wajah tu mang dah pemberian Tuhan…susah buat diapa2in lagi kecuali punya duit bejibun kaya orang2 yg suka permak wajah. Tapiii… kan bisa dipoles dengan senyuman yg tulus…. Sikap yang ramah… sapaan yang sopan….

 

Yach sudahlah…. Sayakan tertarik barang dagangannya..bukan sama yang jaga tokonya…



Tanya ini …tanya itu  dijawab dengan cueknya… kaga ada senyum…dan kaga ada usaha ngerayu saya biar beli itu barangnya..





Apa mungkin keliatannya saya ga bakal mampu beli barang itu yak…??? Jiaahhhhh… gubrag banget dah…

 



Dalem ati sih saya ngerasa agak aneh juga sih…tapi sumpe saya kok ga kesel ya dicuekin sama penjaga toko. Bukan pemiliknya… Yang kalo saya boleh sombong…saya  juga bisa kok ngegaji dia buat jagain toko saya juga…. Malah saya gaji lebih tinggi lagi…(kalo tokonya ada…hehehehehe…)

 



Tapi boro-boro kesel dan marah…saya malah pamit dengan memberi dia senyuman manis serta ucapan terima kasih, walapun saya ga jadi beli.

 



Di perjalanan pulang saya agak2 mikir….kenapa ya si mbak tadi jutek begitu sama saya. Baru juga ketemu kali ini…artinya saya ga punya dosa dong ma dia sebelum2nya. Dan udah saya kasih senyum termanis napa dia masih judes juga yak…?

 



Dan yang bikin saya bangga…



Bangga pada diri sendiri adalah bahwa saya tidak merasa sakit ati, marah dan membalas kejutekan si mbak tadi dengan sikap yang sama. Saya bangga bisa memilah kapan saya boleh kesal dan marah dan kapan tidak bolehnya. Dan saya bangga tidak terprovokasi untuk membalas sikap dia dengan sikap yang sama atau malah bisa lebih buruk lagi.

 



Mungkin yang baca tulisan saya ini bakal ketawa dan ngeledekin ….(#sebenarnya ga mau suudzon sih…). Mungkin ada yang bilang narsis dan sejenisnya. Ini bukan narsis…narsis buat saya adalah kekaguman luar biasa pada diri sendiri baik krn mempunyai kelebihan fisik atau yang lainnya, dan biasanya berujung pada kesombongan dan memandang rendah orang lain, sementara bangga pada diri sendiri adalah bentuk percaya diri bahwa saya bisa menahan  atau tidak melakukan sesuatu yang buruk …sementara saya punya kekuatan, kesempatan dan alasan untuk melakukan yang buruk itu.

 



Yach… btw…. Tengkyu ya mbak penjaga toko…udah memperlakukan saya seperti tadi. Dari sana saya jadi berfikir mungkin satu atau berapa kali di masa lalu saya pernah memperlakukan orang dengan cara seperti itu, dan mungkin pernah lebih buruk lagi. Terima kasih …bahwa saya ditegur oleh Tuhan masih dengan cara yang halus, melalui kejutekan mbak, bukan dengan kesangaran dan kekasaran preman atau yang lebih dahsyat dari itu. Terima kasih Tuhan…. I love U so much…:)

 

  *****

Jumat, 18 Januari 2013

REFLEKSI



Sedih, gembira, marah dan bahagia hanya persepsi… persepsi terhadap sesuatu yang kita wujudkan dalam kehidupan nyata.  Yang kita aplikasikan dalam bentuk pelampiasan emosi berupa tangis, tawa dan murka. Sesungguhnya kita bertanggung jawab penuh atas semua yang kita rasa. Tidak ada seorang atau suatu apapun  bisa membuat kita berduka bila kita tak pernahmengijinkannya. 

 



Lantas mengapa  pula kita harus memilih duka, luka, dan air mata sebagai teman hidup…sementara tersedia pilihan bergembira dan tertawa…???

 



Hidup memang bukanlah lingkaran yang tak berawal dan tak berujung.  Karena itu apa yang sudah pernah terlewatkan tak bisa  kita ulang kembali. Bagaimanapun inginnya saya untuk mengulang kembali berlarian ditengah deras hujan sambil berkejar2an dengan teman di masa kecil dulu….. semua takkan pernah sama lagi semisalnya saya lakukan itu semua sekarang.  Dan bagaimanapun rindunya saya pada masa dimana lelaki kecil yang dulu saya gendong dan peluk kemana2 untuk bisa kembali seperti dulu lagi… tak akan bisa kembali lagi… semuanya bertumbuh dan berubah… tak pernah sama…

 



Bila kini saya ada di sini karena pilihan saya… maka saya akan bertanggung jawab dengan segala rasa yang ditinggalkannya. Saya akan memilih suka dengan pekerjaan saya walaupun tidak… saya akan memilih bergembira atas perjalanan pulang dan pergi. Dan saya memilih untuk tertawa atas lelucon kehidupan yang datang.

 



Karena seperti garis lurus yang ada ujung dan ada pangkalnya…semua ini ada awal dan pasti akan berakhir entah waktunya kapan akan datang. Saya hanya bisa melihat garis dan jejak  di sepanjang jalan kehidupan. Saya hanya bisa berkaca pada orang-orang atas apa yang telah pernah saya buat dan ucap.  Dan berharap bahwa pantulannya adalah kebaikan yang bisa merefleksikan kebahagiaan yang sesungguhnya.

 

*****

Rabu, 02 Januari 2013

TAHUN BARU..(????)

Hari ini Rabu tanggal 02 Januari 2013. hari pertama masuk kantor di tahun yang baru pula. Tahun baru......????? Jutaan orang di negeri ini merayakan pergantian tahun ini dengan beragam cara. Mulai dari bakar petasan, menyalakan kembang api, bernyanyi dan berjoget di jalanan sepanjang malam, mabuk2an dan teler di tempat2 dugem, berdo"a dan berdzikir bersama dan lain sebagainya. Dan berbagai pengharapan dan resolusi dibuat untuk meramaikan pergantian tahun. 

Para cenayang ditanya mengenai terwangannya tentang artis inilah...artis itulah..para pengamat dicecar tentang analisisnya.. bersahut-sahutan dengan pedagang terompet dadakan dan penjual petasan serta kembang api.

 

Buat saya pergantian tahun masehi selama hidup saya tidak ada bedanya. Saya ga pernah bikin resolusi, ga pernah bikin pengharapan, ga pernah punya keinginan seperti yang ramai dibicarakan di TV, majalah, koran dan media on line.

Pertama...saya seorang muslim dan tahun baru ini bukanlah tahun baru buat saya..

Kedua...saya ga perlu menunggu satu tahun ke depan untuk berubah.. karena saya belum tentu masih bernafas hingga matahari nanti tenggelam senja ini.

Ketiga... saya ga pernah merasakan bedanya tahun lalu dengan tahun sekarang... kecuali pada saat menuliskan tanggal harus mengganti 2012 menjadi 2013.


Amat gampang sekali mengajak puluhan ribu orang untuk menghambur-hamburkan uang di jalan. Mudah sekali mengajak orang untuk berjoget tanpa lelah sampai subuh terlewatkan. dan sangat cepat sekali waktu berlalu bila menyaksikan band kesayangan berdendang.

Sudah berapa rupiahkah yang dibakar dan terbuang percuma pada malam 31 Desember sepanjang masa ini..??

Berapa juta literkah BBM menjadi asap tebal untuk membawa jutaan manusia hanya untuk wara wiri di sepanjang jalan sepanjang sore hingga menjelang fajar...?

Dan berapa megawattkah listrik yang dipakai untuk membuat suara para penyanyi lantang terdengar..?? sementara kita katanya sedang mengalami krisis energi ..???

Sungguh.... saya bingung. Bingung dengan orang yang katanya miskin tapi ga mikir untuk membeli terompet dan kembang api. Bingung dengan pemerintah yang bukannya mengajak rakyatnya untuk hemat energi malah mensponsori perayaan yang sifatnya semu. 

Orang miskin dan susah hanya tertawa beberapa jam saja... selanjutnya apa....? Karena pagi harinya mereka kembali miskin dan bahkan menjadi lebih miskin karena jatah makan hari ini sudah habis untuk membeli kesenangan dan kegembiraan semu tadi malam.

achhh... sudahlah...

Sepertinya saya memang sok tau...

"Acara inikan untuk menarik wisatawan juga... ekonomi rakyat ikut bergerak...lihat saja banyak pedagang yang mendapatkan keuntungan walaupun hanya satu malam. Dan lagiaaan... acara ini hanya setahun sekali... bukan setiap bulan apalagi setiap hari..."

 

Satu hal yang membuat saya merasa sedih...

Saya sedih dan kasihan dengan para ulama... pemuka agama..

Demi menjaga agar anak2 muda dan umat Islam tidak ikut merayakan perayaan yang nyata2 bukan hari besar Islam... beliau2 mengadakan do'a dan dzikir bersama. 

Bermuhasabah... merenung.. berdo'a..meminta kepada Allah agar dosa tahun lalu diampuni...dan tahun depan lebih baik dari pada tahun kemarin. 

Saya yakin... mereka pasti tidak lupa, bahwa ini bukanlah tahun baru Islam. Ini adalah perayaan hari besar agama lain. Dan saya sangat yakin ...mereka pasti juga ingat bahwa " Barangsiapa yang ikut merayakan ibadah suatu golongan/agama lain, maka mereka telah ikut dalam golongan/agama tersebut.." bagaimanapun bentuk perayaannya (menurut saya loh..)

Hanya saja... mungkin mereka mengalami satu dilema...

Bila dibiarkan...maka umat muslim akan ikut merayakan pergantian tahun dengan cara yang tidak benar... 

sebagai gantinya diadakanlah pengajian, tabligh akbar dan dzikir bersama. 

Tapi.... entah mengapa saya jadi berfikir...."Umat Islam Merayakan Tahun Baru Masehi dengan Cara Islami"

Menurut saya agak aneh juga. Apa bedanya dengan "Umat Islam Merayakan Natal/Waisak/Nyepi dengan Dzikir Bersama....????"