Kamis, 08 November 2012

GUNDAH

Seperti angin yang bertiup...seperti hujan yang turun, seperti burung yang berkicau

Panjang jalan yang telah tertempuh tidak selalu mebawa cerita, kadangkala berjalan tanpa rasa kadangkala menekur mencoba mencari makna.

OOh dunia...panjangmu tak terasa pabila canda dan tawa tak berganti dengan cerita lara. Bilamana matahari mencoba keluar menyibak dingin pagi hari..pada saat yang sama tak punya rencana dan berita untuk mengapa dan bagaimana.

Teruslah berjalan saja...berlaripun tak mengapa. Andai saja bertemu dengan bunga cinta...tak salah pula kau petik satu saja. 

Oh...hidup yang berjalan tanpa pernah mau menunggu sekejap matapun..kemarin tak lagi akan kita jumpa walau tuk sekedar bersapa. Tak ada masa tuk bertanya kabar hari yang kemarin dan tak ada cara tuk bertanya besok apa yang akan berlaku.

Turuti sajalah langkah yang sering tak mengenal arah, janganlah marah dan gundah dengan sekitar yang telah mengusik hari2 mu.

Nikmati saja pemandangan orang2 yang berlarian disepanjang jalan mengejar mimpi mereka yang tertinggal entah dimana. Pandangi saja bocah dekil yang tertidur lelap di trotoar dekat lampu merah. Senyumi saja pengemis dan pengamen yang datang mengencreng kaleng dan gitar butut mereka.

Kamu bisa berbuat apakah...? lakukanlah tanpa peduli bisik-bisik disekeliling. 

Karena tak banyak dari kita yang bisa merasa. Dan tak banyak pula dari yang bisa merasa bisa melakukan apa.

Wajah lelah, wajah gundah, wajah ceria, wajah marah, wajah murka...kamupun hadir meramaikannya. Menjadi tontonan mereka yang lain...seperti kita menonton mereka. Kita ikut bergabung dengan desakan dan himpitan di commuter..berbaur dengan aroma keringat di bus antar kota antar propinsi. mencabik pagi buta dengan hentakan pada pedal gas dan membelah aroma rumput yang basah karena semalam tersiram hujan.

Menjadi aktor sekaligus penonton untuk satu sandiwara besar kehidupan.... tersenyum mengejek pada ketidakharmonisan angkot dengan sepeda motor... sementara diseberang sana menerima teriakan sangar dari pejalan kaki yang terciprat lumpur jalan.

Kita bisa berlakon apa saja...pilih saja lakon yang kamu maukan. Tak cukup satu lakon...? Kamu bisa pilih beberap lakon lain yang bisa membuat diterima dibanyak komunitas yang menjamur.

Sampai dimanakah pelarian ini..??? bawalah serta mimpi  yang kadang tak lagi jelas.  Bawalah angan yang tak lagi kamu yakin bahwa kamu masih pantas mengangankannya. Tak mengapa...jadi penghibur saja ...agar jalan tak terasa begitu panjang dan tak berujung.

Jangan pula lupa membawa genta yang akan mengingatkan, bahwa sampai atau tidak sampai ditapal batas jalan.....waktu  pasti akan segera habis.

 Game is over

Are you a losser...? 

Or..

Are you a winner...?

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar