Rabu, 07 November 2012

SALAH KAPRAH....????



Sejak adanya social media semacam facebook,  twitter, dan media chatting yang bejibun… maka terbukalah jalan bagi banyak orang yang tadinya tidak berani berekspresi di dunia nyata untuk mengekspos segala macam bentuk komentar, ide, dan foto. Banyak yang isinya “berisi” namun ga sedikit juga yang isinya “kosong” dan lebih parahnya kadangkala hanya “sampah”.

Banyak orang yang di dunIa nyata bukan siapa2 dan untuk sekedar mengacungkan jari saja tidak berani…namun begitu masuk ke dunia maya…berkomentar paling berani, seolah2 mereka menjelma menjadi seorang yang benar2 berbeda. An seakan itu bukanlah diri mereka.

Tidak  sedikit orang yang kalau bertatap muka tak berani menyapa, dan kadangkala hanya nyengir kuda…dan kalau anda buka foto2 nya di media social…mereka telah menjelma menjadi “selebriti” yang gaya dan posenya tak kalah dengan model profesional.

Dan diantara mereka kadangkala tak merasa sungkan untuk membuka “aib” dan dibaca oleh ratusan bahkan ribuan temannya yang belum tentu ikut peduli dengan segala keluh kesahnya. Dan banyak yang merasa bangga dengan jumlah teman semu yang mereka punya di facebook dan follower bejibun di twitter. 

Dari sekian ribu teman yang kita punya di media tadi… berapa orang sih yang benar2 menjadi sahabat sejati…? Yang benar2 peduli dengan hidup dan mati kita.., yang siap setia saat mendengarkan segala resah dan gundah kita..yang bisa memberikan solusi terbaik bagi setiap masalah yang kita punya..???

Hayolah kawan…cobalah jujur dengan diri sendiri… tidak banyak dari mereka yang kita punya tadi adalah orang2 yang benar2 punya arti bagi kehidupan kita. Mereka hanyalah figuran dalam panggung sandiwara kehidupan kita. Dan bahkan mungkin hanya cameo yang sekali lewat hanya keliatan jempol kakinya dan untuk kemudian tak pernah muncul lagi.

Lantas …..apakah pula alasan yang mengijinkan kita untuk berbagi perasaan, emosi, bahagia, benci, kesal dan perasaan lainnya pada orang yang hanya kita kenal lewat namanya saja. Apakah pembelaan yang bisa kita pakai untuk memberitakan pada banyak orang yang mungkin sebagian mencibir dengan musibah dan bahagia yang kita rasa..?

Dan mengapa pula dunia harus tau bahwa pada hari ini kita sedang dimana dan makan apa atau melakukan apa…

Atau etika manakah yang membenarkan kita untuk berbagi rahasia rumah tangga dengan orang yang kita kenal selintas  saja di masa lalu.

Apakah dunia perlu tahu semua yang ada di dada dan kepala kita…? Tak  adakah lagi yang namanya rahasia…”just you and me…?”  Dimana lagi serunya hidup kalau semua orang sudah tau apa yang kita makan, kita inginka, kita rasakan, kita kerjakan dan kita tidak inginkan. Kalau di masa lalu orang mesti mencari jalan berkelok-kelok untuk menanyakan apa maunya kita, nagaimana tanggapan kita… Namun hari ini…tanpa perlu ditanyakan, kita dengan sukarela..dengan senanghati…dengan suka cita berbagi semuanya.

Orang yang tak ada sangkut paut dengan kehidupan kita kenapa harus tau juga tentang diri kita..siapa kita…apa yang kita inginkan…dimana kita berada..tanggal berapa kita menikah, dilahirkan lengkap dengan  silsilah keluarga 7 turunan ke bawah dan ke atas.

Ini semua sepertinya salah satu bentuk cara mencari perhatian.. entah perhatian siapa yang kita tuntut dan inginkan.. Apapun akan kita lakukan untuk tetap eksis…mengganti foto profile setiap saat, up date satatus setiap jam…

Sepertinya saya anti dengan media social ya….??? Bukan.. !!! sama sekali bukan. Hari gini bagaimana saya bisa anti dengan fb, BB dan teman2nya. Saya punya anak2 yang sudah beranjak remaja yang dengan jalan menjadi teman merekalah saya akan mengawal mereka hingga selamat… bukan hanya selamat di dunia..namun yang lebih penting  selamat di akhirat.

Pernah mendengar istilah “Cyber Crime..?” …saya ga bisa menjelaskan persisnya definisi istilah tersebut. Tapi yang saya tangkap…bahwa di jaman digital ini..kejahatan bukan lagi segamblang waktu saya masih SD dulu. Kalau dulu orang ingin menculik anak, kalau bukan dengan jalan paksa yaa dengan segala bujuk rayu yang kadangkala ga mempan lagi. Dan itupun korban dan pelaku harus bertemu secara fisik dan butuh usaha yang tidak sedikit.

Dan hari ini….banyak dari anak gadis kita yang masih belia dengan senang hati ikut dengan seorang laki-laki yang sama sekali mereka tidak kenal, tidak pernah bertemu secara langsung. Mereka hanya bertemu di dunai maya…dunia antah berantah yang sarat dengan tipu muslihat. Di facebook setiap orang bisa menampilkan foto paling menarik yang kadang bukan foto mereka sendiri, mencantumkan pekerjaan yang paling keren…dan menguplod foto-foto menggiurkan  yang entah mereka dapatkan darimana.

Dan jangan kaget kalau dari mereka ada yang kembali pulang dalam kondisi ternoda…, malu dan tak berharga.

Yang salah siapa…? Apakah orang tua…media social atau mereka sendirikah…?

Saya tidak berani menuding siapa yang salah…semua ini adalah fenomena yang jamak terjadi… Anak SD pun sudah pegang BB,  dan gadget yang super canggih yang entah dipergunakan untuk apa oleh mereka. Dengan tingkat kesejahteraan yang bagus sekarang…harga bukanlah masalah buat sebagian orang tua untuk membelikan segala macam gadget buat anak2nya. Tapi bijaksanakah kita bila anak kelas 4 SD sudah jago dengan segala macam aplikasi yang tidak perlu buat anak seusia mereka. Mereka bisa dengan leluasa mengakses internet setiap saat…berchatting ria dengan orang yang kadang kita orang tuanya tidak tau itu siapa. Dan begitu terjadi musibah….apakah kata sesal masih ada gunanya…???

Sekarang anak2 atau remaja..bukan lagi hanya menjadi korban dari cyber crime, yang lebih tragis kadang mereka sudah menjadi pelaku, subjek dari kejahatan itu. Mereka dengan senang hati menawarkan diri melalui uplod foto-foto tak senonoh,  mencari korban lain yang mungkin bisa mereka dapatkan.

Sering kita orang tua menuntut anak2 kita untuk begini begitu dan tidak begini tidak begitu…tapi seringkali  pula kita lupa untuk memberikan contoh yang indah buat mereka. Kita masih tidak bijak menggunakan media social yang ada…. Mengumbar segala macam perasaan lewat facebook, twitter, dan BlackBerry Messanger.

Pernah ga sih terbayang kalau kita menulis sesuatu yang ga penting…ga mutu, alay, lebay, ga jelas dan ga bener di media social terus dibaca oleh anak2 kita…? Pernah terbayang ga reaksi mereka dengan segala kteidakmutuan kita tadi?.

Bagaimana mereka merasa bangga dengan orang tua yang sering uplod foto-foto ga jelas…komentar2 pedas…status2 galau…?

 Atau semua ini hanya kegalauan saya saja karena anak2 sudah beranjak remaja..?? Dan mungkin karena yang salah kaprah dengan media social, anak2 mereka semua masih pada balita…??? Sehingga tidak mungkin mereka akan mengerti dengan segala tingkah laku orang tuanya…???

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar