SALAH KAPRAH....????
Sejak adanya social media semacam facebook, twitter, dan media chatting yang bejibun…
maka terbukalah jalan bagi banyak orang yang tadinya tidak berani berekspresi
di dunia nyata untuk mengekspos segala macam bentuk komentar, ide, dan foto.
Banyak yang isinya “berisi” namun ga sedikit juga yang isinya “kosong” dan
lebih parahnya kadangkala hanya “sampah”.
Banyak orang yang di dunIa nyata bukan siapa2 dan untuk sekedar
mengacungkan jari saja tidak berani…namun begitu masuk ke dunia maya…berkomentar
paling berani, seolah2 mereka menjelma menjadi seorang yang benar2 berbeda. An
seakan itu bukanlah diri mereka.
Tidak sedikit orang
yang kalau bertatap muka tak berani menyapa, dan kadangkala hanya nyengir
kuda…dan kalau anda buka foto2 nya di media social…mereka telah menjelma
menjadi “selebriti” yang gaya dan posenya tak kalah dengan model profesional.
Dan diantara mereka kadangkala tak merasa sungkan untuk
membuka “aib” dan dibaca oleh ratusan bahkan ribuan temannya yang belum tentu
ikut peduli dengan segala keluh kesahnya. Dan banyak yang merasa bangga dengan
jumlah teman semu yang mereka punya di facebook dan follower bejibun di
twitter.
Dari sekian ribu teman yang kita punya di media tadi… berapa
orang sih yang benar2 menjadi sahabat sejati…? Yang benar2 peduli dengan hidup
dan mati kita.., yang siap setia saat mendengarkan segala resah dan gundah
kita..yang bisa memberikan solusi terbaik bagi setiap masalah yang kita
punya..???
Hayolah kawan…cobalah jujur dengan diri sendiri… tidak
banyak dari mereka yang kita punya tadi adalah orang2 yang benar2 punya arti
bagi kehidupan kita. Mereka hanyalah figuran dalam panggung sandiwara kehidupan
kita. Dan bahkan mungkin hanya cameo yang sekali lewat hanya keliatan jempol
kakinya dan untuk kemudian tak pernah muncul lagi.
Lantas …..apakah pula alasan yang mengijinkan kita untuk
berbagi perasaan, emosi, bahagia, benci, kesal dan perasaan lainnya pada orang
yang hanya kita kenal lewat namanya saja. Apakah pembelaan yang bisa kita pakai
untuk memberitakan pada banyak orang yang mungkin sebagian mencibir dengan
musibah dan bahagia yang kita rasa..?
Dan mengapa pula dunia harus tau bahwa pada hari ini kita
sedang dimana dan makan apa atau melakukan apa…
Atau etika manakah yang membenarkan kita untuk berbagi
rahasia rumah tangga dengan orang yang kita kenal selintas saja di masa lalu.
Apakah dunia perlu tahu semua yang ada di dada dan kepala
kita…? Tak adakah lagi yang namanya
rahasia…”just you and me…?” Dimana lagi
serunya hidup kalau semua orang sudah tau apa yang kita makan, kita inginka,
kita rasakan, kita kerjakan dan kita tidak inginkan. Kalau di masa lalu orang
mesti mencari jalan berkelok-kelok untuk menanyakan apa maunya kita, nagaimana
tanggapan kita… Namun hari ini…tanpa perlu ditanyakan, kita dengan sukarela..dengan
senanghati…dengan suka cita berbagi semuanya.
Orang yang tak ada sangkut paut dengan kehidupan kita kenapa
harus tau juga tentang diri kita..siapa kita…apa yang kita inginkan…dimana kita
berada..tanggal berapa kita menikah, dilahirkan lengkap dengan silsilah keluarga 7 turunan ke bawah dan ke
atas.
Ini semua sepertinya salah satu bentuk cara mencari
perhatian.. entah perhatian siapa yang kita tuntut dan inginkan.. Apapun akan
kita lakukan untuk tetap eksis…mengganti foto profile setiap saat, up date satatus
setiap jam…
Sepertinya saya anti dengan media social ya….??? Bukan.. !!!
sama sekali bukan. Hari gini bagaimana saya bisa anti dengan fb, BB dan
teman2nya. Saya punya anak2 yang sudah beranjak remaja yang dengan jalan
menjadi teman merekalah saya akan mengawal mereka hingga selamat… bukan hanya
selamat di dunia..namun yang lebih penting
selamat di akhirat.
Pernah mendengar istilah “Cyber Crime..?” …saya ga bisa
menjelaskan persisnya definisi istilah tersebut. Tapi yang saya tangkap…bahwa
di jaman digital ini..kejahatan bukan lagi segamblang waktu saya masih SD dulu.
Kalau dulu orang ingin menculik anak, kalau bukan dengan jalan paksa yaa dengan
segala bujuk rayu yang kadangkala ga mempan lagi. Dan itupun korban dan pelaku
harus bertemu secara fisik dan butuh usaha yang tidak sedikit.
Dan hari ini….banyak dari anak gadis kita yang masih belia
dengan senang hati ikut dengan seorang laki-laki yang sama sekali mereka tidak
kenal, tidak pernah bertemu secara langsung. Mereka hanya bertemu di dunai
maya…dunia antah berantah yang sarat dengan tipu muslihat. Di facebook setiap
orang bisa menampilkan foto paling menarik yang kadang bukan foto mereka
sendiri, mencantumkan pekerjaan yang paling keren…dan menguplod foto-foto
menggiurkan yang entah mereka dapatkan
darimana.
Dan jangan kaget kalau dari mereka ada yang kembali pulang
dalam kondisi ternoda…, malu dan tak berharga.
Yang salah siapa…? Apakah orang tua…media social atau mereka
sendirikah…?
Saya tidak berani menuding siapa yang salah…semua ini adalah
fenomena yang jamak terjadi… Anak SD pun sudah pegang BB, dan gadget yang super canggih yang entah
dipergunakan untuk apa oleh mereka. Dengan tingkat kesejahteraan yang bagus
sekarang…harga bukanlah masalah buat sebagian orang tua untuk membelikan segala
macam gadget buat anak2nya. Tapi bijaksanakah kita bila anak kelas 4 SD sudah
jago dengan segala macam aplikasi yang tidak perlu buat anak seusia mereka.
Mereka bisa dengan leluasa mengakses internet setiap saat…berchatting ria
dengan orang yang kadang kita orang tuanya tidak tau itu siapa. Dan begitu
terjadi musibah….apakah kata sesal masih ada gunanya…???
Sekarang anak2 atau remaja..bukan lagi hanya menjadi korban
dari cyber crime, yang lebih tragis kadang mereka sudah menjadi pelaku, subjek
dari kejahatan itu. Mereka dengan senang hati menawarkan diri melalui uplod
foto-foto tak senonoh, mencari korban
lain yang mungkin bisa mereka dapatkan.
Sering kita orang tua menuntut anak2 kita untuk begini
begitu dan tidak begini tidak begitu…tapi seringkali pula kita lupa untuk memberikan contoh yang
indah buat mereka. Kita masih tidak bijak menggunakan media social yang ada….
Mengumbar segala macam perasaan lewat facebook, twitter, dan BlackBerry
Messanger.
Pernah ga sih terbayang kalau kita menulis sesuatu yang ga
penting…ga mutu, alay, lebay, ga jelas dan ga bener di media social terus
dibaca oleh anak2 kita…? Pernah terbayang ga reaksi mereka dengan segala
kteidakmutuan kita tadi?.
Bagaimana mereka merasa bangga dengan orang tua yang sering
uplod foto-foto ga jelas…komentar2 pedas…status2 galau…?
Atau semua ini hanya
kegalauan saya saja karena anak2 sudah beranjak remaja..?? Dan mungkin karena
yang salah kaprah dengan media social, anak2 mereka semua masih pada balita…???
Sehingga tidak mungkin mereka akan mengerti dengan segala tingkah laku orang
tuanya…???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar