Dulu…dulu sekali sampai beberapa bulan kemarin…semua gelak
tawa, bahagia, canda, kesenangan dan kebahagiaan selalu saya kira adalah berkah
dari Tuhan..dan segala duka, luka, air mata, sedih, kecewa, amarah dan yang tak
seseuai dengan mau saya …saya anggap itu adalah cobaan, ujian dari Tuhan. Dan masih untungnya saya ga pernah mencela,
menghujat dan menganggap semua ketidak sesuaian yang terjadi dengan kemauan
saya sebagai satu bentuk amarah dari Tuhan, kalo teguran dariNya..iya.
Tapi
itu dulu…lagu lama..yang beberapa minggu ini mungkin sebulan terakhir ini semua
teori itu tak berlaku lagi.
Belakangan …entah apalah penyebabnya saya merasa bahwa
berkah Tuhan bukan hanya yang bernama suka, bahagia dan gembira, dan ternyata semua luka, derita, air mata dan
kesedihan ternyata juga adalah berkah
bagi saya. Hanya karena kebodohan dan kedangkalan sajalah saya menganggapnya
semua sebagai ujian atau teguran.
Salah…sama sekali salah apa yang saya anggap benar sepanjang
hidup ini. Saya sok tau menganggap bahwa anak saya meninggal adalah ujian..saya
sok pinter bilang bahwa naik haji saya diundur sebagai bentuk cobaaan…dan lagi-lagi
saya sok mengerti bahwa konflik dengan teman, saudara, dan mungkin dengan orang
tua adalah ujian..dan saya salah mengira waktu suami ditugaskan di luar kota
juga cobaan..dan saya sangat sok tau mengira anak2 kadangkala ga nurut sebagai
ujian sebagai orang tua…
Salaahhh….sungguh salah sekali… ternyata semua itu adalah
berkah…berkah bagi hidup saya dan juga keluarga.
Anak saya memang dipanggil tapi itu berkah buat saya…InsyaAllah
dia akan jadi penolong saya kelak di alam sana…dan naik haji saya diundur tanpa
sebab adalah berkah..karena saya bisa ikut bergembira dengan pernikahan adik
bungsu yang sudah dinanti2 sejak lama ini dan itu berkah dari Tuhan karena saya
telah diijinkan beramal dalam pernikahan adik saya ini...dan konflik dengan
siapapun telah membuat saya jadi lebih bisa mamahami orang dan berkah bahwa
Tuhan memberikan poin bagi kesabaran saya dalam mengatasi konflik ini. Dan
Allah memberikan kesempatan buat saya
melakukan amalan lebih pada saat suami saya jauh..semua yang menjadi tugas dan
tanggung jawab suami diamanahkan pada saya..dan itu berkah buat saya
megumpulkan poin2 kebaikan di dunia. Dan tingkah polah anak yang kadang tidak
sesuai dengan maunya saya adalah berkah
dengan kesabaran dalam mendidik dan menjaga mereka…
Sungguh…betapa naif
dan dangkalnya saya kemarin dan dulu…sesungguhnya saya ga perlu sedih, terluka, kecewa dan nangis kalau aja lebih menyelami maksud
dariNya. Semua rasa itu adalah murni dari persepsi saya yang keliru aja dalam
menanggapi satu peristiwa atau kejadian.
Saya sedih dan nangis waktu kehilangan adalah murni kesalahan saya
memberikan persepsi atas kehilangan itu. Saya lupa bahwa Dia pasti akan
memberikan ganti yang lebih baik …entah itu kapan. Dan itu sudah terbukti.
Dan saya salah mepersepsikan sikap berlawanan orang lain
dengan marah dan kecewa k…padahal Dia ingin meninggikan derajat saya dengan
kesabaran…
Kalau hasil bertapa saya belakangan sih begitu…ga tau juga
sih ornag lain. Mangkanya sejak saat itu (tepatnya entah kapan dan entah
kenapa..) setiap kali berdo’a…saya selalu bilang terima kasih atas semuanya
pada Tuhan…apapun itu ..mau yang bikin saya tertawa sampe terjengkang-jengkang
keluar air mata ataupun yang bikin saya nangis-nangis Bombay ga habis-habisnya…
Tengkyu Allah…
I love U so Much….
Mmmmmuach…. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar