Kamis, 21 November 2013

MACET MULU

Mengambil hak orang lain bukan hanya sekedar mengambil harta orang lain dengan tidak benar. Mengambil hak orang lain bisa terjadi dimana saja tanpa disadari.

Memotong jalur antrian, menempati tempat duduk orang yang berhak, bahkan mengambil badan jalan dari arah yang berlawanan.

            


Detik2 terakhir Rosulullah menjelang ajal


           ‘Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur’an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku.”
           Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.
          “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.
          Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
          Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
          Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”.”Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,”tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
          “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.
          Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. ” Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
          “Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi. “Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril. detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.”Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.”
          Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
          “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
         “Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh,          karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. “Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
          Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya.”Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum – peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.” di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii!” – “Umatku, umatku, umatku”

Rabu, 20 November 2013

KULIAH NENG...??

Di Polsek Bogor Selatan Sabtu pagi menjelang siang 16 November 2013

"Ada keperluan apa Bu..?"
"Mau bikin surat keterangan kehilangan Pak.."
"Ditunggu aja ya Bu, setelah Ibu satu ini"

Duduk menunggu...
Tiba-tiba..
"Yang hilang apa Neng..?"
"ATM bu."
"Kerja di Bank apa?"
"Bukan bu, saya kehilangan ATM."
"ATM Bank apa?"
"BNI Bu..".(duuuh ibu ini nanyanya detil amat siiiiy..)
"Udah kerja apa masih kuliah neng..?"
Wakwawwwww.....
"Kerja Bu.."
"Kerja dimana?, PNS ya?"
"Iya Bu." sambil ambil jalan ngedeketin TJ, si ibu ngelirik ga yakin..

"Si Ibu itu ngirain masih kuliah...hehehhe..masih pantes ya.."
"Iya ...kuliah S3..." :P
"Sirik deh..." :)


Kamis, 14 November 2013

KELUH

Manusiawi sebenarnya kalau kita mengeluh... tapi kenapa sih ga liat tempat dan waktu kalo ngeluh. Mungkin kalau dibilangin " jangan sering ngeluh dong"...jawabannya " ga ngeluh kok...cuma curhat doang....iseng doang..."
 Kenapa ga nyari temen aja sih yang bisa dipercaya buat berbagi. Terserah deh nanti mau mengeluhkan atau mencurhatkan apa. Sebanyak mungkin dan sesering mungkin juga ga papa...sepanjang teman curhatnya ga keberatan.
Kenapa kita harus mengeluh dengan kondisi kesehatan kita di media sosial... sepanjang hidup diberi kesehatan lalu kemudian diberi cobaan kesehatan baru beberapa saat kita sudah mendramatisir keadaan dengan rasa sakit yang diderita, obat segambreng yang harus diminum, ngantri di dokter yang bikin beteh.
Mengapa harus mengeluh di facebook. twitter dan segala macam namanya karena kita terpisah dari keluarga..yang nyata-nyata padahal Tuhan memberikan pilihan kepada kita untuk berkumpul atau berpisah dengan mereka.
Kenapa kita hobi menguplod kesedihan, kesusahan yang kadangkala menjadikan sarana debat kusir bagi orang-orang yang akal dan pengetahuannya masih dangkal.
Kenapa kita tidak malu mengungkapkan/menulis kekecewaan terhadap situasi dan kondisi yang kita hadapi kepada banyak orang yang saya yakin tidak semuanya punya kepedulian dengan hidup kita. Bisa jadi ada yang memberikan kata-kata simpati walaupun basa basi, tapi tak sedikit juga yang mencibir apa yang kita sampaikan tidaklah penting bagi mereka.
Ada apa dengan kita manusia modern ini, apakah sudah demikian parahnya hubungan nyata kita dengan orang-orang sekitar kita sehingga kita tak punya cara dan jalan lagi untuk berbagi kata dan rasa kecuali lewat dunia maya...??
Ingatlah Sahabat...Allah tidak menyukai orang yang berkeluh kesah... bukan tidak boleh kita mengeluh...tapi cobalah bijak untuk menggunakan tempat dan sarana yang ada. jangan kita terjebak dan dimanfaatkan oleh kemajuan teknologi yang ada. Sehingga kita kadang lupa telah mengumbar aib dan rahasia diri dan keluarga kita, sedangkan Allah sudah demikan baiknya menutupi kesalahan-kesalahn kita. Lantas alasan apakah kita membukanya pada banyak orang yang tak patut tahu dengan kejadian apa yang menimpa kita.


Senin, 04 November 2013

ZAHRA LAGI

Suatu sore sepulang kursus....
"Mama...Zahra udah tau nanti kalau udah jadi arsitek mau bikin gedungnya kaya apa..." /
"Kaya apa de..?" /
"Pokoknya Zahra udah tau, gambarnya udah ada di dalam fikiran Zahra, nanti Zahra mau bikin kaya gitu.."/


Sore lain sepulang kursus lagi..
"Kenapa sih Ma kok banyak orang nikah sekarang..? deket sekolah Zahra banyak banget janur tanda orang nikah.." /
"Sekarang masih bulan haji De, katanya bulan jahi itu waktu yang baik untuk nikah.." /
"Zahra juga nanti kalau nikah mau bulan haji ah..."/
"Zahra maunya suami yang kaya gimana..?"/
"Yang baik.."/
"Baik itu kaya gimana De?"/
"Kaya ayah..!"



TUA KEJEMUR

Beberapa hari yang lalu saya ada tugas diluar kantor. Singkatnya namatugas itu Sensus Pajak. Dan seperti umumnya sensus, saya mendatangi rumah ke rumah untuk mendata dan menayakan beberapa hal berkaitan dengan pajak. .
Sampai akhirnya saya samapi pada satu rumah yang dihuni oleh sepasang suami istri yang cukup berumur. Sepertinya pensiunan, dan sekarang mereka mempunya usaha produksi roti.
Walaupun saya diterima dan diijinkan masuk, namun jelas sekali sikap bermusuhan dan tidak suka dari mereka, terutama sang suami.
Pada saat saya menanyakan "Apakah Bapak sudah punya NPWP..?"/
"Ga punya..ngapain punya NPWP..uang pajaknya diambil sama Gayus..saya kenal semua orang pajak dan semua kaya Gayus. Kerjaannya ngambilin uang rakyat aja..!"
"Kita dah jijik sama pajak" istrinya menambahkan.

Tiba-tiba saya merasa sangat kasihan dengan mereka berdua. Entah kenapa saya ga merasa perlu marah atau kesal dengan mereka. Yang ada benar2 rasa kasihan dan sedih.
Kasihan karena di usia senja, ternyata tidak banyak orang yang bisa berfikir, bertindak dan berkata bijak.
Kasihan karena mereka sudah berbohong untuk sesuatu yang ga ada gunanya buat mereka. "Saya kenal dengan semua orang pajak". Ada 32.000 orang pegawai pajak. Apakah Bapak benar2 kenal dengan mereka..?
Saya sedih dengan fitnah mereka :"Semua orang pajak seperti Gayus, kerjaannya ngambilin uang rakyat."
Dalam usia senja seperti mereka, kenapa harus berburuk sangka dan menuduh orang tanpa dasar tidak menjadikan mereka malu...?? Memfitnah semua orang pajak mengambil uang rakyat.
"Kita jijik dengan pajak"...betapa buruknya kalimat yang diucapkan oleh seorang yang mestinya jadi panutan, dihadapan saya yang mereka sama sekali ga kenal dan mereka tidak tau sedikitpun tentang saya.

Saya sungguh sedih, karena orang tua yang mestinya jadi panutan saya telah membuat saya sangat kecewa dan patah hati....

Kalau menurut versi "sahabat" saya TJ dia punya istilah untuk orang-orang tua yang seperti itu "Tua Kejemur"

Jumat, 01 November 2013

ZAHRA

Lebaran Haji kemarin di Cirebon...

"Mama, zahra cuma nanya ya..ini seandainya loh..moga-2 ga kejadian. Kalau misalnya ayah dipindah kerja jauh ke luar kota..trus mama masih suka tinggal di Bogor, Mama ikut ayah atau tetep tinggal di Bogor Ma?"

"Mama tanya ayah dulu de.. kalau kata ayah mama di Bogor aja karena zahra sama kakak2 sekolah, mama tetep di Bogor, tapi kalau disuruh ikut ayah mama akan ikut."
Kenapa de?"

"Soalnya Zahra pernah baca buku "Rumah yang tidak dimasuki oleh malaikat" katanya salah satunya istri yang ga nurut sama suami.."


Rabu, 30 Oktober 2013

ITULAH GUNANYA

Pernah satu ketika...duluu..waktu saya baru saja pindah rumah ke tempat yang sekarang. Saya ada keperluan ke luar rumah setelah beberapa saat dan lumayan jauh meninggalkan rumah , tiba2 saya teringat..kompor tadi masih nyala ga yaaaa....????? huaaa.... padahal di rumah ga ada orang sama sekali. 

Waduh ...gimana nih... mau balik dah cukup jauh , ga balik kok perasaan ga tenang amat ya...

Kalau masih tinggal di komplek yang lama sih saya ga begitu hawatir, tinggal telpon "Bu...minta tolong liatin ke rumah dong, kayanya saya lupa matiin kompor deh.." aman deh pokoknya. 

Nah di sini saya walaupun ga baru2 amat, tapi lingkungan dan cara bertetangganya sangat beda. Walaupun sebelah2an, depan2an..belum tentu bisa ketemu sebulan sekali. Paling lihat atau denger suara mobil, atau ngeliat dari jauh aja. 


Saya buka2 kontak di HP nyari nomor tetangga depan rumah, walaupun ga terlalu deket, tapi asisten rumahnya lumayan sering ngobrol ma saya. Saya telepon ke rumahnya dan berharap yang terima asistenya, jadi saya enak kalo minta tolong (maksud hati), tapi ternyata yang terima yang punya rumah, suaminya pula...kacau deh. Jadilah setengah malu karena teledor, setengah malu lagi karena minta tolong sama tetangga yg baru dikenal.


Setelah beberapa saat saya dapat kabar via sms istrinya, ngasih tau kalau asistennya dah ngecek ke rumah, dan ga ada tanda2 kompor nyala.

Alhamdulilllaaaaah.... lega deh...

dan saya bales smsnya " Terima kasih banyak Bu Rika, Mohon maaf dah ngerepotin ibu"

dan dibalas " Itulah gunanya tetangga Bu"


Yaaa...itulah gunanya tetangga, gunanya teman, gunanya saudara, gunanya keluarga..

Saling menjaga, saling membantu, saling mengingatkan, saling berbagi entah itu benda atau cerita...dan bisa diandalkan.

Beruntunglah kamu yang punya tetangga, teman, saudara dan keluarga yang bisa diandalkan untuk berbagi itu semua.

Dan beruntung jugalah orang2 yang menjadikan kamu sebagai tetangga, teman, saudara dan keluarga yang bisa diandalkan.

Jumat, 25 Oktober 2013

Mama Papa Larang

Mama Papa Larang...(by Judika)
Judul lagunya agak2 kocak, tapi ternyata isinya.... dalemmm..
 
Separuh nafasku ku hembuskan untuk cintaku 
Biar rinduku sampai kepada bidadariku
 
Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu 

Biarkan bumi menolak, ku tetap cinta kamu 
Biar mamamu tak suka, papamu juga melarang 
Walau dunia menolak ku tak takut 
Tetap ku katakan ku cinta dirimu
 
Karena kamu bintang di hatiku 

Takkan ada yang lain mampu goyahkan rasa cintaku padamu
 
Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu 

Biarkan bumi menolak, ku tetap cinta kamu 
Biar mamamu tak suka, papamu juga melarang 
Walau dunia menolak ku tak takut 
Tetap ku katakan ku cinta dirimu
 
Sudah jangan kau usik lagi 

Cinta yang tertanam di hati akan ku bawa sampai mati
Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu


 Biarkan bumi menolak, ku tetap cinta kamu 
Biar mamamu tak suka, papamu juga melarangWalau dunia menolak ku tak takut 
Tetap ku katakan ku cinta dirimu oooh 

JAUH

Kamu...ya..kamu yang tadinya selalu bersamaku..berbagi cerita konyol dan ga jelas. Dan sekarang kamu sengaja menghindar, menjauh, dan berpaling dari persahabatn kita. Walaupun aku ga bisa paham dan mengerti mengapa..

yach...sudahlah. 

Setiap orang bebas memilih sikapnya dengan orang lain, terlepas itu menyakiti atau tidak.

It's okay... 

Semuanya baik-baik saja. Tak mengapa kawan. Tak perlu merasa wajib untuk menyapaku bila hatimu menolak. Tak perlu berbasa basi sobat. Karena teman dan sahabat adalah masalah hati. Tanpa hati...kita mungkin hanya sebatas kenalan.

Tak perlu juga ucapan "Sayonara" dan sejenisnya. Hatimu sudah sangat jauh, dan aku cukup lelah mencoba kembali menggapainya. Hanya membuatmu semakin jauh pergi berlari. Dan samar aku melihat tampak punggungmu pergi meninggalkan semua yang pernah membuat kita tertawa bersama.

Cocoknya sih begini gambarnya..tampak punggung..hehehe..

Kamis, 24 Oktober 2013

KAPAN...???

5 bulan sejak saya terakhir nulis di blog ini, dan 5 bulan sejak saya pindah ke kantor yang baru ini, sungguh...banyak sekali kejadian dan peristiwa yang telah terjadi. kadang membuat air mata ingin tumpah mengalir dan tak ingin ada yang menahannya. Terkadang tertawa lepas bersama "sahabat setia" yang hampir 18 tahun setia bersama saya. Dan kadang galau tak jelas karena menginginka sesuatu yang tak tau dan tak mengerti jalannya. Kadang ingin marah karena sahabat pergi meninggalkan cerita dan kenangan yang pahit dan manis yang pernah kami jalani bersama.


 5 bulan ini telah membuat saya banyak berfikir dan mencoba mengerti. Berfikir tentang kemana hidup akan saya bawa, karena saya tak mau hidup yang membawa saya. Saya ingin menentukan apa dan tidak ingin dilakukan.


Sulung saya sebentar lagi akan meninggalkan kehidupan kami di rumah. Dia akan melalang mencari hidupnya tanpa ada aku disampingnya. Dan setelah musim haji ini berakhir, jika Tuhan mengijinkan...saya akan melakukan perjalanan ke tanah suci di musim berikutnya, dan buat saya sebagai muslim, itulah pencapaian tertinggi saya sebagai manusia Hamba Allah. Dan entah mengapa..saya merasa ikhlas untuk pergi meninggalkan semua ini jika saya sudah pernah mendatangi rumahNya.


Dan entah mengapa, hampir setiap malam menjelang tidur, sambil berpegangan tangan, kami sering membahas "bila suatu saat nanti...kita tak lagi bersama" entah saya atau dia yang lebih dulu pergi.

 

Sebulan yang lalu Ayah saya dirawat di Rumah Sakit di kota yang jauuuuh dari kota saya bertempat tinggal. Saya tak bisa mendampingi beliau, Dan sampai sekarang saya belum bertemu lagi.


Dan sekarang...saya berada di satu titik kebimbangan. Orang tua yang sudah selayaknya kami jaga, orang tua yang seharusnya dimanja, dan orang tua yang seharusnya kami dengarkan segala keluh kesahnya. Namun ...jarak ribuan km telah membentang antara aku dan mereka. Saya iri dengan cerita "teman SMP" yang telah sepenuh hati merawat dan menjaga ayahnya hampir 2 tahun belakangan ini. Tak ada kata penyesalan saat sang ayah meninggalkan dia beserta saudar2nya. Sedangkan saya...??


Dan hari Minggu kemarin, ibu saya yang di Cirebon mengalami serangan jantung yang tak pernah beliau dan kami duga.Adakah waktu yang tersisa buat saya...?? 


Saya tidak peduli kalau tulisan ini tanpa alur, tanpa tujuan yang jelas. Selama apa yang saya rasakan tersampaikan..cukup sudah.

Selasa, 07 Mei 2013

UN...??? SAPA TAKUT...

Lagi musim ujian nih...
Yang SMA lagi Ujian Nasional, SMP masih nunggu sambil deg2an ga keruan...dan yang SD sedang Ujian Sekolah..
Anak-anak yang ujian...orang tuanya yang kebat kebit...
Apa anak-anaknya juga ketar ketir ya...???
Atau biasa saja...???
Apa media aja yang terlalu lebay dan terlalu heboh memberitakannya.
Kalo saya yang ditanya nih yaa...
Saya loh... yaaaa....
Lebih setuju ujian kaya saya dulu masih sekolah, tetep ada NEM, tapi kelulusan tetap ditentukan oleh guru dan sekolah.
Ga adil sih memang kalau nasib orang ditentukan cuma 3 atau 4 hari ini doang.
Coba anda bayangkan nih...
Ada anak yang selama sekolah prestasinya bagus..nilainya...mencengangkan...disiplinnya bikin temennya ngilerr..dan rajinnya bikin gurunya ngangguk2..
Trus..pas malem mau UN, yang namanya musibah, cobaan kita manusia sapa yang tau sih...dan seandainya rumahnya kebakar, atau salah satu anggota keluarganya meninggal, atau dia sakit atau..atau..yang lainnya..
Kebayang ga kondisi psikologis tu anak pada saat ujian...dan menurut Anda...mungkinkah dia bakal dapet nilai yang memuaskan...???

Acchh... sudahlah..orang tua bisa apa sih...???
mau protes sama siapa...? dan yang mau ngedengerin juga siapa..??
Atau kalopun didengerin yang mau peduli itu siapa...???

Berhubung ga ada yang bisa kita lakukan untuk protes..jalan satu2nya yaa... usaha..
Anak-anak usaha yang logis...
Belajar yang giat
dan ga lupa berdoa,
mohon doa restu dari orang tua
Orang tua juga usaha yang bener...
Ngedoain..
Ngasih waktu buat anak belajar...
Nggak membebani anak dengan target yang muluk-muluk..
selanjutnya...
Yaaa...tawakal..

Ngomong sih enak yaaa...hehehe
Tapi saya punya pengalaman loohh...
Anak paling besar sudah 2 kali ikut UN, dan saya ga mau ikut2an stres kalau lagi musim UN begini sih..
Percaya aja sama kemampuan anak, jadi ga pake deg-degan...
Ga maksa-maksa buat belajaaaaaaaaar terus..
Yang penting persiapan jauh hari sebelumnya...
Anak saya sudah belajar di sekolah..
Sudah ikutan les juga di sekolah...
Sudah ikut try out..
Saya dan ayahnya dah doain..
Dia juga dah minta doain sama kakek neneknya
Saya rasa udah maksimal dong usahanya
Makanya saya nyantai aja pas dia ujian, biar anaknya juga ga stres...
Dan hasilnya Alhamdulillah...
Membuat saya bangga sebagai orang tua..

Dan sekarang..anak kedua saya sedang Ujian Sekolah..
Pulang sekolah dia belajarlah dikit2..
selanjutnya baca majalah, baca koran, maen game, maen sepeda, nonton TV..
Yaaach...sudahlah...
Toh dia sudah usaha kok kemaren-maren...
Saya ga mau lah merusak suasana hatinya dengan "menyinyiri" dia belajar.
Justru saya hawatir kalo dipaksa belajar lagi dia bakalan jenuh, karena dua bulan terakhir di sekolah try ouuuuuuut melulu..
Dia bilang sampe bosen...
Paling saya ngingetin...kalo nyilang yang bener..
berdoa sebelum ngerjain soal..
mulai dari yang gampang dulu...
Dann.... yang ga kalah penting...
Urusan "kebelakang" dituntaskan dulu..
Jangan sampe kaya TJ (Gen FM), baru duduk dah "kemringet" pengen ke belakang...padahal kalo lagi ujian ga boleh keluar...kebayang ga seeehhh...
Ngilu dah gw ngebayangin...
Daripada anak gw tegang dan hasilnya malah nanti  lebih kacau..mendingan...

"Enjoy Aja....!!!!"

#ga bisa nulis yang berat kaya blog tetangga sebelah..:D"


SWEET

Serasa tiba-tiba...ujug-ujug...dan sekonyong-konyong. Dan sampailah saya dan dia di sini. Di ujung 17 tahun. Ga terasa...17 tahun sudah aku menggenggam tangannya...17 tahun sudah aku selalu melihatnya..17 tahun sudah setiap mata terbuka ada dia di sana. Yach...ternyata sudah 17 tahun aku dan dia bersama. Tak terasa....karena semuanya ....."Begitu Indah..."



04 Mei, 17 Tahun yang lalu...

Kamis, 25 April 2013

KASIHAN

Kalo ga salah sih...minggu kemaren saya bikin tulisan yg judulnya " UN....??? Sapa Takut..!!.
Tapi sore ini, begitu saya mau nulis yang baru...tulisan terakhir saya tadi raib...lenyap..ilang...pergi enatah kemana. Padahal saya yakin seyakin2nya bahwa saya tuh dah nyimpen dan liat publikasinya.
Aneh...
Ada apakah gerangan...??
Mana saya nulis langsung di blog, jadi ga punya arsip tulisan itu.
Mau nulis ulang...kok yaaa rasanya ga asik amat ya..nulis hal sama sampe dua kali.
Moodnya dah ilang, pengennya nulis yang lain.

Jadi sore ini saya mu ceritain sesuatu yang baru aja dah.

Dah 2 tahun saya mondar mandir...bolak balik (biar ga gosong mang mestinya dibolak balik seh..:D) ke Cibinong. Dan hampir 2 tahun itu pula saya sering ngeliat si ibu tea.. biasanya sih sore waktu pulang kantor. Kalo pagi jarang banget saya ngeliat beliau. Saya selalu ngeliat dia di tempat yang sama..yaaa...ga persis juga sih...beda2 beberapa meterlah. Tepatnya di sekitaran lampu merah di depan gerbang Komplek Pemda Cibinong. Ciri2nya cukup tinggi, berisi, rambut ikal, kulit gelap (walaupun saya yakin dulunya mungkin kulitnya cukup terang), fisiknya keliatan sanagt sehat, tapi tidak jiwanya, pakain kotor dan rambut acak2an dan selalu membawa tongkat kayu cukup besar yang bisa membuat orang2 di sekitarnya was-was. 
Yang dengan tongkat kayunya itu dia selalu berjalan mondar mandir ngedeketin mobil2 yang lagi berhenti karena kejebak lampu merah. Menadahkan tangan minta diberi sesuatu. Saya ngeri kalo  dia lagi nyamper..ngeri tiba2 itu tongkat diketokin ke kaca mobil..untungnya dia ga pernah berlama2 di satu mobil..langsung pindah ke mobil berikutnya. 

Dan entah kapan persisnya tiba2 saya ngeliat dia lagi di tempat yang sama dengan sebelah kakinya udah diperban dan ada bekas darah atau mungkin obat merah, dan kondisi kakinya keliatan agak bengkok. Sampai beberapa saat kemudian lagi perban yang melilit kakinya udah ga ada, entah dicopot paksa atau lepas sendiri. Dan sekarang jelas terlihat kalo tungkai kakinya..(bener ga sih...???) pokoknya kaki dibawah lutut deh...itu patah 2 dan bengkok ..bener2 bengkok ke arah luar. Kalo tadinya tongkat yang dia bawa cuma sebagai asesoris..sekarang dipake buat ngebantu berkeliling-keliling.

Dan kebiasaanya yang lain...senengnya duduk di separator jalan persis di bawah lampu merah dengan kaki terjulur ke jalan. Padahal posisi duduknya itu tempat seliweran kendaraan yang mau berbelok dari arah komplek Pemda. Saya suka hawatir..barangkali tiba2 nanti kakinya kegeleng, karena kakinya itu diselonjorin terlalu menjorok ke jalan. 
Hawatir saya yang ngegeleng...juga hawatir kegeleng orang lain.

Dan setelah berbulan-bulan dengan kondisi dan gaya yang sama.. saya masih ngeliat si ibu. Sampai akhirnya dua hari lalu, pagi ketika saya berangkat ke kantor, saat hendak berbelok ke kiri mau masuk Komplek Pemda..terjadi kemacetan kecil di depan saya..
Agak aneh juga..biasanya kalo mau belok kiri lancar jaya..kok pagi ni agak macet yaa...?

Dan dari kejauhan aku ngeliat si ibu menyebrang sambil ngesot-ngesot di jalan. Dan ternyata...kakinya yang sebelah lagi juga udah patah dan bengkok sebengkok2nya kaki. Saya ga tau kenapa kakinya yang satu ikut patah...besar kemungkinan menurut perkiraan saya...mungkin kakinya terlindas kendaraan karena sering terjulur ke jalan.



Hffff... entah siapalah yang akan diminta petanggung jawaban di akhirat kelak..Apakah pemimpin negeri ini yang tidak bisa mensejahterakan rakyatnya...??? ataukah saya atau pengguna jalan lainnya yang setiap hari hanya jadi penonton dari tragedi kehidupannya..?? Yang hanya bisa berucap kasihan namun tak pernah berbuat lebih dari itu. Maaf dan ampuni kami Tuhan..

Selasa, 16 April 2013

JANJI

"Janji adalah hutang.."
Yang jadi pertanyaan saya... bila seseorang menjadi "Almarhum.." apakah janji2nya yang ga sempat tertunaikan wajib ditunaikan oleh ahli waris..???
Mungkin janji si almarhum bisa berupa materi, seperti berjanji akan memberikan bantuan sekolah untuk si A, atau janji memberi uang karena dapat rejeki lebih pada si B, tapi mungkin bisa juga janji yang ga berupa materi.Misalnya pernah berjanji akan mengajak anak-anak jalan2 saat liburan kenaikan kelas, pernah janji traktir makan salah seorang sahabatnya, atau sekalipun hanyalah janji sebuah cerita atau berita.
Sampai dimanakah kewajiban dari ahli waris untuk menunaikan janjinya itu..? Dan apakah konsekuensi dari tidak tertunaikannya janji tadi..??

Bila janji itu adalah hutang...
Mengapa kita terkadang abai dengan janji2 yang pernah kita ucapkan. Mungkin buat kita yang berjanji itu hanyalah semacam akal2an untuk menghindari tuntutan yang lain, namun...terkadang bagi yang menerima janji mungkin apa yang diucapkan tadi akan selalu diingat dan dijadikan semacam hal yang harus ditunaikan oleh yang berjanji.

Kita ga pernah tau hati orang yang kita berikan janji...apakah dia mengikhlaskan janji yang dengan sengaja atau ga sengaja tidak kita tuntaskan.

Bila orang yang kita janjikan masih menunggu kita menunaikannya...apakah kita masih berutang pada mereka sebelum adanya kata sepakat putus atas janji tersebut...?
Bagaimana dengan janji asal2an yang kita ucapkan pada anak2 kita hanya agar mereka ga rewel menuntut sesuatu saat ini..??
Bagaimana dengan janji setengah hati pada pasangan hanya karena ingin terlepas dari kewajiban yang ga mau kita laksanakan saat itu...??
Dan bagaimana janji kita pada orang tua kita dahulu untuk menjadi yang terbaik buat mereka..??
Dan bagaimana janji kita pada saudara..teman dan sahabat yang dengan sengaja kita ucapkan dan dengan sadar tak mau kita tunaikan...??
Dan yang paling penting bagaimana dengan janji kita pada Tuhan dan diri kita sendiri yang sampai sekarang belum atau tidak kita jalankan...???

Semuanya hutang..
Hutang yang harus dibayar..
Dan mungkinkah hutang janjipun dapat ditagih di hari akhir kelak...???

Jangan berjanji bila kita tahu bahwa kita tak bisa dan tak ingin menepatinya

Kamis, 11 April 2013

KDP

Jumat malam lalu, sekitar jam 9 an lewat gitu deh..saya ga liat jam juga sih..patokannya saat itu "X factor" baru mau akan segera dimulai.., saya keluar sama suami. Suami ada keperluan ke ATM. Kita ke ATM yang deket aja sama rumah.
Pas dah nyampe saya ga ikut masuk ke ATM, saya milih nongkrong diatas motor sambil liat-liat anak2 muda yang berkeliaran di sekitar sana. Deket ATM itu ada satu waterboom dan beberapa tempat rekreasi, kalo malam apalagi malam Minggu di sekitar sana banyak orang yang nongkrong, terutama anak2 ABG  dan  AUG (Anak Udah Gede).
Baru juga beberapa saat nongkrong.. "ujug-ujug" ada sepasang anak manusia...cieee...yang lagi marahan kayanya..
Yang cewe kecil, kurus, berusaha menghindar dari cowo tinggi dan besar. Si cewek kayanya ga mau diajak pergi sama si cowok, dia lebih milih ngaplok di rumput, ga jelas juga dia duduk sama siapa karena kehalang mobil yang parkir. Karena ga berhasil ngebujuk, si cewek diseret dengan kasar sama cowok tadi ke motor yang diparkir sekitar 10 meteran dari tempat saya nangkring. Ceweknya meronta sambil meringis-ringis...kayanya sakit deh itu tangannya diseret-setret. Dia dipaksa naik ke motor tapi cewe ni keukeuh ga mau, yang cowo juga ngotot maksa dia duduk di jok penumpang. Karena rada ribet juga nyalain motor sebelah tangan sambil tangan lain megangin tangan cewe biar tetep duduk di jok belakang, akhirnya cowo tadi ngelepasin pegangannya. Tapi masih keliatan dia kesel banget. Saya dah ngeri aja liatin adegan"berbahaya" tadi. Ada bapak2 sama ibu yang kebetulan juga di sana komentar " yang pacaran lagi marahan". trus mereka siap2 mau pergi dengan motornya.
"Jangan pergi dulu pak.., takut nanti ceweknya diapa2in" saya minta tuh orang jangan ngabur dulu
"Ntar juga baikan Bu, kalo di tempat gelap.." sambil nyalain motornya si bapak akhirnya ngabur juga
huaaaa...gubrag dah gue...

Akhirnya tuh si cowo pergi juga sendiri sambil naik motor kaya orang mabok...ampir aja dia jatoh..saking ngebutnya.

Ni suami kok ga beres2 sih di ATMnya...lama amit yakk...
Eee... ga berapa lama juga..itu cowo datang lagi coba...trus nyamperin si cewe...
dan..."Plak.....! Plak....!"
Cewenya digampar coba...waaah...KDP nih...(Kekerasan Dalam Pacaran...)
Saya lari2 ke satpam yang lagi nangkring deket situ "Mas..Mas..! ada yang berantem tuh..."
"Biarin aja Bu...udah biasa kok..."
"Tapi ini cewe yang digampar Mas....!"
baru dah itu satpam jalan ke TKP, dan udah rame juga yang ngelerai tu si cowo tadi, dan ternyata cewe tadi duduk2 sama 2 orang cowo lain.. Dan 2 cowo itu berusaha ngelindungi si cewe. Dan orang2 ngelarai biar cowo "mabok" tadi ga keterusan berantem ma temen si cewe.

Ampuuun dah ni anak-anak ya...
Ngapain juga itu cewe mau jalan sama cowo temperamen begitu..
Kenapa pula orang tuanya ga nyariin dah segini malemnya..
Apa dia ngabur juga dari rumahnya...?

"Jadilah perempuan yang baik nak..biar kamu  kelak dikasih laki2 yang baik pula..."




Rabu, 10 April 2013

LAMPU MERAH

Cerita berikut sebenarnya ingin sekali saya tulis hari Jumat kemaren...tapi apa daya... karena sibuk ga jelas  atau juga males ga puguh baru hari ini kesampaian saya untuk menuliskan cerita ini. Dan semuanya berhubungan dengan lampu merah. U know kan lampu merah...?
Itu loh...lampu yang dipasang di jalan raya ..yang fungsinya nyetopin orang2 yang lagi nyetir buat ngasih kesempatan pejalan kaki buat nyebrang dan juga ngasih jalan buat mobil dan kendaranaan lawan arah buat jalan bergantian. Kalo ga ngarti juga...mangap-mangap dah..saya ga bisa kasih deskripsi yg lebih ajaib lagi.

Lampu merah pertama..
Setelah bayar tol sirkuit sentul dan masuk alternatif sentul...lampu merah menyambut kedatangan saya...sementara nungguin lampunya berubah ijo..reflek saya nengok ke samping kiri. Dan di samping kiri saya seorang bapak2 yang duduk di belakang setir ngeliatin saya mulu dengan seksama dan senyum-senyum..sambil pake buka-buka kaca jendela mobilnya segala..
Agak GR juga sih...hehehe...saya cuma bengong sambil mikir..bapak itu napa ngeliatin saya mulu ya..??? perasaan ga kenal deh.
Dan ajaib....
Saat lampu merahnya abis..saya baru inget kalo bapak itu adalah yang ada di belakang mobil saya  saat antri bayar tol tadi. Dan seperti kebiasaan saya hampir 6 bulan terakhir...  hampir selalu ngebayarin tol mobil yang ada di belakang saya. Sebenarnya agak pilih-pilih juga ssiih...Kalo yang di belakang itu truk saya ga berani bayarin..pertama ga hapal tarifnya berapa, kedua..ntar kalo sopir truknya penasaran ma saya trus jadi fans dan nguber2 ampe kantorkan berabe juga.... Dan balik lagi ke bapak yang tadi..rupanya beliau mungkin penasaran..sapa sih yang berani2nya traktirin tol gw ..
Barangkali beliau pikir saya adalah orang yang dia kenal..makanya pas di lampu merah beliau cengengesan mulu sambil buka kaca jendela...hadeuuuh...saya aja yang telat mikir. Parah..parah deh...

Lampu merah kedua...
Hampir 2 tahun belakangan, sejak saya ngantor di Cibinong ini, setiap hari saya selalu beli koran lokal dari seorang anak yang selalu mangkal di lampu merah yang sama dengan kejadian pertama tadi. Setiap pagi kalo lampu merah nyala dia buru2 mendekati saya sambil menyodorkan koran. Kalo kebetulan saya lewat lampunya hijau dan masih memungkinkan..diapun lari tergopoh2 mendekati berharap masih bisa menjual sebundel koran pada saya. Namanya Ari..umurnya kira2 14 atau 15 tahunanlah..ga jauh beda dengan anak pertama saya..rambutnya ikal..dan kulit khas terbakar matahari. Pernah suatu pagi saya lihat dia ga pake sendal ..padahal aspal ga pernah layak buat kaki telanjang. Ga punya duit katanya..sedih deh..
Dan sebenarnya saya juga ga perlu2 amat ya sama korannya..hampir ga pernah saya baca juga..cuma ga fair rasanya kalo saya  ngasih pengemis..sementara mengabaikan orang yang dengan kerja keras mencari seperak dua perak buat hidupnya.
Dan...
Yang membuat saya risau belakangan ini...saya ga pernah ketemu lagi sama Ari di lampu merah setiap pagi...entah kemanalah dia sekarang..apakah dia baik-baik saja..?? Sehatkah dia..?
Hampir setiap melewati lampu merah itu saya teringat Ari...
Semoga sukses Ari...semoga kamu baik-baik selalu..jadilah anak baik paling tidak buat diri kamu sendiri dan orang tuamu..
Sungguh...
I miss u....

Lampu merah ketiga...
Masih dihari Jumat yang sama...siang hari saya ngelewatin lampu merah akses tol Bogor  Outer Ring road dari arah Jambu 2. Kadang orang mungkin bingung...kenapa saya senang membeli barang2 yang ditawarkan di lampu merah..di  kereta..di bus.. atau di tempat umum lainnya. Mungkin orang berfikir...ngapain beli barang murahan kaya gitu..
Jangankan orang lain, suami saya kadang suka ngeledekin saya kalau naik kereta.."ga belanja..?"
Bukan karena saya butuh..bukan pula karena suka..tapi... rasanya ga ada salahnya saya  beli barang dari "orang-orang kecil" seperti mereka.. pertama saya ingin bantu mereka dengan cara membeli..bukan memberi.. dan harga yang ditawarkan juga masih bisa terjangkaulah buat saya. Kedua..barang yang saya beli entah itu kerupuk, sapu lidi, gantungan mobil, permen dan barang remeh temeh lainnya bisa saya kasihkan ke bibi di rumah, tukang sapu, atau siapa sajalah. Dan buat mereka yang menerima, itu juga udah dianggap berkah.
Tapi...entah mengapa mereka yang jualan kadang suka ga berfikir panjang..ceritanya begini.. saya pernah beli permen di lampu merah depan baranang siang, begitu di kantor mau dimakan, ternyata sudah daluarsa beberapa bulan lalu..dan saya pikir mungkin dia ga sengaja, dia ga ngerti arti daluarsa dan mungkin ga punya modal buat beli yang baru lagi. Pernah terfikir saya ingin beli semua dagangannya termasuk yang dah daluarsa..biar dia bisa beli barang baru lagi, dan ga ada lagi orang yang kapok beli ke dia karena dikasih barang rusak. Berikutnya saya beli sesuatu juga di lampu merah..yang dipamerin sama pedagangnya sih bagus, begitu dikasih ke saya yang baru dan dibuka di rumah, ternyata sudah rusak ga bisa dipake lagi.
Dan kejadian siang ini di lampu merah Bogor outer Ring Road ada yang nawarin gantungan mobil, setelah tawar menawar saya minta gantungan yg dipegang sama dia, tapi dia keukeuh mau ngasih yang masih di plastik. Padahal lampu dah berubah ijo..akhirnya krn agak kesel saya bilang ga jadi, dan dengan terpaksa dia kasih yang dia pegang.. Dan akhirnya di perjalanan saya bersuudzon..mungkin gantungan yang di palstik yang mau dikasih ke saya ada cacatnya seperti pengalaman saya beli sebelumnya..Entahlah..Dan untuk sementara saya jadi males buat shopping2 di lampu merah..maaf ya bang..pak..buk.. kapan-kapan lagi deh..

Jumat, 22 Maret 2013

RISAU

Masih pagi sih...ga papalah...mumpung belon banyak kerjaan. Habis... perasaan dah lama sih ga nulis. Dan gawatnya sekarang saya sepertinya telah menjadikan blog ini sebagai buku harian. Biarin dech... yang penting apa yang saya tulis masih dalam koridor dan batas yang jelas. 

Barusan saya nganterin orang tua (ibu ma bapak) ke pool Damri, setelah 3 bulan di sini... beliau tetep aja ga bisa lupa sama rumah sendiri. Walopun saya sudah mempersilakan mereka berlaku seperti di kampung dan melakukan apa saja seperti yang biasa beliau lakukan...tetep aja ga bisa membuat mereka bertahan lebih lama lagi di sini.  

Entahlah kelak apa yang saya lakukan bila seusia beliau. Apakah saya akan berkeliling2 juga dari satu rumah anak ke rumah anak yang lain..? ataukah saya punya satu kesibukan yang membuat enggan untuk pergi meninggalkan rumah. Kalau orang tua saya mempunyai akar yang kuat dengan kampung halaman...bisa jadi itulah yang membuat mereka ga bisa lepas dari sana. 

Tapi... saya..., saya yang udah menghabiskan waktu lebih lama di rantau daripada kota kelahiran.. dan mempunyai suami bukan dari daerah yang sama dan kemudian bermukim di kota yang terpisah laut dan gunung dari kampung halaman...akankah akan merasakan keterikatan yang kuat bila masa tua sudah bersama saya...???

Dan sementara di sinipun... saya ga pernah merasa sebagai bagian dari kota ini. Pernah satu ketika saya tanya sama anak2...seandainya mereka ditanya oleh orang lain, "kamu orang mana...?"
Anak pertama bilang "Saya orang Bogor.."
Anak tengah bilang "Saya orang Minang"
Sementara yang kecil masih bingung...
Hadeuuuuuhhhhh.....galau yang penting di pagi hari...

Jumat, 15 Maret 2013

BM

Seperti biasa...pagi saya di jalan ditemani oleh Female Radio dan Gen FM...kalo dulu sih Lite FM juga.. tapi sejak beberapa bulan terakhir tombol 5 yang biasa saya pencet diganti settingannya sama suami dengan radio lain...sejak itu saya ga dengerin lagi Lite FM, dan saya juga males nyari2 frekuensinya di angka berapa.

Daaan... tadi pagi, Kemal ma TJ ngebahas tentang harga bawang yang meroket. Tapi jauh panggang dari api...jaka sembung bawa golok dech.. yang ditanya bukannya "dimana anda sering beli bawang?" atau "apa pengaruh bawang terhadap kesuksesan karir anda?".

Tapiii..... pernah ga lu punya temen yang mulutnya bau bawang...??????????
gubrag dah.....
Dan ternyata dari yang cerita pengalamannya..ga ada seorangpun yang mau kasih tau temennya kalo mulutnya bau bawang.

Begitu juga dengan saya...
Ada nih satu temen kantor saya tadinya..karena sekarang dia dah pindah ke kantor yg laen. Sebenernya jarang2 sich ya ngobrol ma dia..kalo ada perlunya ajah..(sayangnya.. perlunya itu sering...heheheh...boong ding..:) 
 Nach..tiap kali ngobrol saya berusaha jaga jarak aman dah... ngeri kalo tiba2 saya mabokkan ga lucu..
Dan sepertinya tu orang ga nyadar kalo mulutnya ntu bau naga...huaaa....nyam..nyam..nyam...dah..

Dan mohon mangap Sodara-sodara...
Saya ga punya nyali buat bilang ma die supaya yg rajin gosok gigi..

Itu cerita BM..
Ada lagi nich cerita BB
Masih temen sekantor juga... dan masih cowok pula..
Huufffffff..... pokoknya tobat dah kalo die habis panas-panasan ato barusan aja olah raga...gw jamin bakal megap-megap dech yang deket2 ma die..

Satu lagi ni yaaaaa...
Kalo yang ini BR
Tau ga BR apaan...??
Gw lkasih tau ya...
BR ntu Bau Rambut.. hehehe..
Jadi pernah satu ketika dan pada satu masa...saya ada perlu nanya nih sama ni temen (masih temen kantor)..
Gw deketin dia yang lagi duduk..dan gw berdiri disampingnya..
Dan ya ampuuuuunnn... ga pernah keramas apa ya ntu orang...????
Begitu ketemu suami di rumah gw langsung ngendus palanya..hawatir kalo2 rambutnya beraroma juga..

Kasus terakhir...ada KJ
Kuku Jorok
Ni orang kalo baju ma celana okelah.. kayanya rapih..
begitu gw liat tangannya dan liat kukunya...
illpiiil dah gw 

Dan entah kenapa ntu pelaku cowo semua...
Kompakan apa ya...???





Rabu, 13 Maret 2013

MALU DECH... :P

Pagi2 hari Senin kmaren ada seorang temen di kantor sedang dirubungi temen2 yang lain...Heboh bener dan seru deh ceritanya... saya yang datang agak telat cuma kebagian ujung2 ceritanya doang...karena yang bersangkutan ogah ngulang laporan lengkap kejadiannya.. sementara dia ngelus2 tangan kanannya yg bengkak...seorang temen lain dengan kesel mensyukuri tangannya yang bengkak itu...dan temen yang lainnya berusaha "mengompori" sedangkan yang lainnya ketawa cekakak cekikik bahagia.
  
Jadi ceritanya begini Sodara2....ntu temen saya ini sebut saja namanya Bunga (bukan nama sebenarnya...hehehehe...), salah ding Romi aja deh, soalnya dia bukan cewe sich... habis beradu tangan sama spion angkot....dan ini udah kejadian yang ke dua kalinya.

Jadi tadi pagi mau ke kantor, di jalan ada angkot dari arah berlawanan nyerobot jalannya die (temen saya ni naik sepeda motor)...bikin dia kekhi dan gondok banget...ntu angkot lagi ngambil penumpang yang entah bagaimana caranya sopirnya itu tauuu aja kalo ada yg berminat naik angkotnya. Yaaa...biasalah...aksi sopir angkot itu bikin dia kaget setengah mati (barangkali.....:)... sangking keselnya temen saya ini...kaca spion angkot tu dipukul ma dia..
Dan ternyataa.... spion angkot itu lebih keras daripada tangannya dia...jadilah setengah malu,,,setengah kesakitan..sampai di kantor dia mengaduh2 sambil megangin tangannya yg merah dan bengkak.

Dan ternyata pula...beberapa hari  lalu kejadian yang sama dah pernah juga terjadi...dia sebel sama angkot yg ngetemnya lamaaaaaa ga jalan2...sampe dia kejepit susah keluar, posisinya di belakang angkot itu. Karena kesel, spion angkot ini juga dipukul  sampe hancur. Dan tangannya baek2 aja ga kurang ga lebih kaya hari ini. Naaah.... die pikir spion angkot kali ini sama lembeknya dengan yang dia pukul kemaren...makanya dia shock banget begitu mukul, spion angkot baek2 aja malah tangannya yang cedera...

Dan tragisnya ga  ada satupun dari kita yang ikut prihatin ma nasib buruk dia pagi ini...semua dengan wajah bahagia ngetawain kemalangannya.. Ada yang bilang " Kualat Looo...itu buat nebus dosa2 lu yang kemaren2.."..ada yang bilang lagi " Gw setuju lu mukul spion angkot itu tapi pake teknik doong...lain kali lu bawa bata di motor lu..." hahahhaa....

Saya masih aja cekakak cekikik ngedenger omelan temen2 sambil dianya sibuk ngolesin balsem di tangannya yang bengkak.
 "Mbak lu mendingan balik deh Mbak.." katanya. 
"Lah gw kan ga ikut ngomelin lu,,"
"Iya sih...tapi lu dari tadi ketawa mulu Mbak.."
Hahhahaaaa...malah gw ga pengen brenti ketawa ngeliat tampangnya dia..
"Mangkanya jadi preman jangan tanggung2..."

Memang sich yaa...di jalan itu kan katanya banyak setannya...mangkanya banyak istighfar biar kita ga gampang terprovokasi sama orang lain. Saat kesel dan sebel...memang buat kita saat itu yang penting lepasin aja semua marah tadi...lega deh rasanya..
Tapi setelah itu kalo dipikir2 lagi..."Ngapain juga gw tadi marah2...bikin malu aja"
Ya nggakk...???



Senin, 11 Maret 2013

ANGKOT

Beberapa waktu yang lalu..di Gen FM...seperti biasa menemani perjalanan saya ke kantor lagi ngegosipin angkot...

Kalo ga salah sih tema angkot diambil oleh TJ ma Kemal karena belakangan lagi marak kejahatan dilakukan di angkot. Naaah...Kemal ma TJ tuh minta pendengarnya ikut cerita pengalaman mereka tentang angkot. 

Ada cewek yang cerita waktu dia masih sekolah bayar angkot gopek doang, padahal yang naik dia ma adeknya...trus sama supir angkotnya duit gopek ntu dilemparin lagi ke muka si cewek tadi... sadis beneeerrrr...dan si Kemal cerita kalo waktu masih kecil dulu sering seangkot sama ibu2 dagang gorengan...dan suka dibagi gorengan sisa dagangannya ke dia ma temen2nya...

Daaaannnnnn......sengaja ga sengaja...rela ga rela..ihlas ga ihlas...pikiran saya kembali melayang pada peristiwa jaman dahulu kala...waktu saya SMP kelas 3 . 
Kalo inget lagi sekarang...ga nyesel sih...tapi ga habis pikir aja.. kok bisaaa yaaa...

Jadi ceritanya..saya pernah suka dengan seorang "teman"...
dan pernah satu kali tanpa sengaja waktu saya naik angkot dari rumah nenek ke rumah...saat angkot terjebak di lampu merah...dan tanpa sengaja saya ngeliat ntu "temen" lagi nongkrong di satu rumah yang saya kira itu rumahnya. Dia nongkrong rame2 sama temen2nya..

Tau sendirilah...jaman2 begitu ngeliat aja rasanya dah gimanaaaaa gitu. Dan bodohnya saya sejak kejadian itu...setiap kali ke rumah nenek saya pasti selalu berharap  ngeliat "temen" itu ada di depan rumah itu. Dan setiap kali pula  saya lewat sana...tak pernah satu kalipun saya melihatnya lagi. Dan lebih parrrrrahnya...hal gila itu saya lakukan untuk waktu yang lumayan panjang. Dan tak sekalipun saya melihatnya  di sana lagi sejak kejadian itu.

Dan belakangan ini saya baru tau...kalau ternyata....itu bukanlah rumahnya dia...ternyata dia juga numpang nongkrong di sana...
Hadeuuuhhhhh......gileeeeeeeee ajee deech...


 

Jumat, 08 Maret 2013

THANK U (AGAIN)



Dulu…dulu sekali sampai beberapa bulan kemarin…semua gelak tawa, bahagia, canda, kesenangan dan kebahagiaan selalu saya kira adalah berkah dari Tuhan..dan segala duka, luka, air mata, sedih, kecewa, amarah dan yang tak seseuai dengan mau saya …saya anggap itu adalah cobaan, ujian dari Tuhan.  Dan masih untungnya saya ga pernah mencela, menghujat dan menganggap semua ketidak sesuaian yang terjadi dengan kemauan saya sebagai satu bentuk amarah dari Tuhan, kalo teguran dariNya..iya. 



                Tapi itu dulu…lagu lama..yang beberapa minggu ini mungkin sebulan terakhir ini semua teori itu tak berlaku lagi.

Belakangan …entah apalah penyebabnya saya merasa bahwa berkah Tuhan bukan hanya yang bernama suka, bahagia dan gembira,  dan ternyata semua luka, derita, air mata dan kesedihan  ternyata juga adalah berkah bagi saya. Hanya karena kebodohan dan kedangkalan sajalah saya menganggapnya semua sebagai ujian atau teguran.



Salah…sama sekali salah apa yang saya anggap benar sepanjang hidup ini. Saya sok tau menganggap bahwa anak saya meninggal adalah ujian..saya sok pinter bilang bahwa naik haji saya diundur sebagai bentuk cobaaan…dan lagi-lagi saya sok mengerti bahwa konflik dengan teman, saudara, dan mungkin dengan orang tua adalah ujian..dan saya salah mengira waktu suami ditugaskan di luar kota juga cobaan..dan saya sangat sok tau mengira anak2 kadangkala ga nurut sebagai ujian sebagai orang tua…



Salaahhh….sungguh salah sekali… ternyata semua itu adalah berkah…berkah bagi hidup saya dan juga keluarga.



Anak saya memang dipanggil tapi itu berkah buat saya…InsyaAllah dia akan jadi penolong saya kelak di alam sana…dan naik haji saya diundur tanpa sebab adalah berkah..karena saya bisa ikut bergembira dengan pernikahan adik bungsu yang sudah dinanti2 sejak lama ini dan itu berkah dari Tuhan karena saya telah diijinkan beramal dalam pernikahan adik saya ini...dan konflik dengan siapapun telah membuat saya jadi lebih bisa mamahami orang dan berkah bahwa Tuhan memberikan poin bagi kesabaran saya dalam mengatasi konflik ini. Dan Allah memberikan kesempatan  buat saya melakukan amalan lebih pada saat suami saya jauh..semua yang menjadi tugas dan tanggung jawab suami diamanahkan pada saya..dan itu berkah buat saya megumpulkan poin2 kebaikan di dunia. Dan tingkah polah anak yang kadang tidak sesuai dengan maunya saya adalah berkah  dengan kesabaran dalam mendidik dan menjaga mereka…



Sungguh…betapa naif  dan dangkalnya saya kemarin dan dulu…sesungguhnya saya ga  perlu sedih, terluka, kecewa  dan nangis kalau aja lebih menyelami maksud dariNya. Semua rasa itu adalah murni dari persepsi saya yang keliru aja dalam menanggapi satu peristiwa atau kejadian.  Saya sedih dan nangis waktu kehilangan adalah murni kesalahan saya memberikan persepsi atas kehilangan itu. Saya lupa bahwa Dia pasti akan memberikan ganti yang lebih baik …entah itu kapan. Dan itu sudah terbukti.



Dan saya salah mepersepsikan sikap berlawanan orang lain dengan marah dan kecewa k…padahal Dia ingin meninggikan derajat saya dengan kesabaran…

Kalau hasil bertapa saya belakangan sih begitu…ga tau juga sih ornag lain. Mangkanya sejak saat itu (tepatnya entah kapan dan entah kenapa..) setiap kali berdo’a…saya selalu bilang terima kasih atas semuanya pada Tuhan…apapun itu ..mau yang bikin saya tertawa sampe terjengkang-jengkang keluar air mata ataupun yang bikin saya nangis-nangis Bombay ga habis-habisnya…



Tengkyu Allah…

I love U so Much….

Mmmmmuach…. J






Selasa, 05 Maret 2013

LEBAY

Hari Minggu kemaren saya baca artikel "Karier" di koran Kompas...di situ 2 orang penulis yang berkolaborasi menceritakan tentang "The Power of Terima Kasih". Ada orang yang merasa bahwa dia ga perlu mengucapkan terima kasih atas apa yang dia terima, karena berfikir itu adalah yang semestinya dia terima, tapi ada juga orang yang selalu merasa perlu mengucapkan terima kasih..entah itu sebagai bentuk penghargaan ataupun mungkin sudah merupakan reflek dari satu kebiasaan yang terlanjur sering dia lakukan.


Agak berbeda dari tulisan di atas, saya merasa ada yang sedikit menganggu dengan teknik dan media komunikasi manusia di abad modern ini. Sebelum hape, telpon, gadget dan media chatting ada di dunia ini...orang selalu berkomunikasi hanya dengan menggunakan 2 cara..secara langsung saat berjumpa, atau berkirim surat kalau jarak terpisah antara mereka.


Menurut etika yang saya pegang sampai saat ini...
Kalau ada orang yang menegur dan mengajak bicara secara langsung ke saya.. maka saya harus menjawab entah dengan ucapan plus senyuman, atau sekedar ucapan saja.

Dan pada saat saya ingin mengakhiri pembicaraan tersebut...saya harus meminta ijin menyudahi pembicaraan ini entah dengan bagaimana caranya. Intinya pembicaraan kali ini kita sudahi dulu. Bisa dengan mengucapkan.." oke deh...ma kasih ya... sampai ketemu lagi..daaag..." atau.."maaf saya ada keperluan dulu..nanti kita ngobrol2 lagi ya..." 

Ada banyak cara untuk mengakhiri satu pembicaraan, entah saya atau lawan bicara yang memutuskan mengakhirinya..tidak masalah. Yang penting tidak ada satu pihak yang merasa dibaikan karena pembicaraan atau pertanyaannya ga digubris oleh lawan bicaranya.

Mari kita bawa obrolan ini ke media sms, atau chatting atau media on line lainnya...
Buat saya pribadi...tidaklah patut dan tidak sopan jika ada yang bertanya melalui sms atau chatting tidak ditanggapi oleh yang bersangkutan. Bagi saya ga ada bedanya antara orang bertanya langsung atau bertanya lewat sms atau chatting. Selama itu bisa dan memungkinkan pasti akan saya balas saat itu juga, apalagi jika yang bertanya adalah orang yang saya kenal.  Karena saya memposisikan pembicaraan ini adalah seperti kondisi kita bertemu dengan orang tersebut.
Ga ada bedanya menurut saya, kalaupun toh ada, bedanya hanya media yang digunakan saja. Itulah gunanya teknologi...yang tujuan semulanya saya yakin adalah untuk memberi kemudahan kita untuk saling berkomunikasi. Namun etika dan sopan santunnya saya rasa tetaplah sama.

Anda bisa bayangkan ga...., bila suatu ketika anda bercerita panjang lebar pada sahabat atau teman anda...penuh semangat..namun yang terjadi..teman anda tak sedikitpun memberikan reaksi....dan yang lebih parah pergi tanpa ba bi bu meningglkan anda. Sementara anda masih menunggu jawaban darinya.

Naaahhh...kejadian begini nih...sering terjadi di media komunikasi on line..
Entahlah buat orang lain...entahlah juga apa saya yang terlalu konservatif...kok saya merasa tetep aja kurang etis ya..
Achh...mungkin mereka sedang sibuk...ga bisa balas sms atau chattingan..atau tiba2 mereka harus pergi karena ada urusan mendadak sehingga lupa untuk pamit atau sekedar bilang daaag...
Yach....saya memang kadang suka lebay...