Sabtu, 07 Juli 2012

PASRAH

Pernah pada suatu ketika yang telah lewat bertahun2 yang lalu. Dalam usaha saya menghibur salah seorang sahabat yang hampir putus asa dengan hidup. Hidup baginya pahit. Tak cukup kata untuk menggambarkan perjalanan hidupnya.

Dan apalagi yang bisa saya lakukan selain menghiburnya dengan kata2 klise mungkin. Entah karena saya melakukannya dengan sepenuh hati, entah karena saya tahu persis pahitnya hidup, entah mungkin karena tak  ada pilihan lagi bagi dia untuk berbagi selain saya. Dia mendengarkan saya, dia memahami maksud ucapan saya, dan dia ingin melakukan apa yang saya sampaikan.


Dan dengan kebesaran Tuhan, hingga hari ini dia bahagia dengan keluarga kecilnya.

Dan hari ini....
Saya teringat kembali apa yang telah saya sampaikan padanya...
Hidup kita sepenuhnya ada dalam genggaman Tuhan. Bayangkanlah genggaman tangan secara harfiah. Kita berada ditelapak tanganNya...Bila Dia ingin menggenggam kita dengan sekuat2nya, sehingga kita hancur lebur, berkeping2.... semua itu adalah atas kehendakNya.

Apa lagi yang bisa kita lakukan kalau Dia menginginkannya...? Tak ada...sama sekali tidak ada.
Kita miliknya sepenuhnya...Dia punya hak untuk melakukan apa saja terhadap diri dan hidup kita, tanpa kita punya hak untuk bertanya dan mengapa...?
Karena Dia yang memiliki kita, punya hak penuh atas semua kehidupan kita.

Satu-satuya yang bisa kita lakukan adalah.... menerima..
Ya... menerima semua yang Dia lakukan pada kita, tidak ada gunanya melawan karena Dia bukan tandingan kita..
Kita adalah milikNya...
Apalagi yang bisa dilakukan bila si pemilik punya kehendak atas milikNya...?
Tak ada yang bisa mencegah, tak ada yang bisa melawan..
Mencoba melawan hanya akan menambah kehancuran....
Maka...terimalah...
Pasrah...

Tuhan mencintai kita... kita dibiarkan berkeliaran di muka bumi..
Mencari nafkah, ilmu, daan segala yang manusia inginkan.
Pada saat kita berjalan dan berlari terlalu jauh, Dia menggenggam kita menjaga agar tak jatuh..
Pada saat digenggam itulah sejatinya kita berterima kasih, karena tak dibiarkan jatuh dari tanganNya.
Tapi karena kenaifan kita manusia, genggaman sayang dari Dia kita pahami sebagai penderitaan, cobaan, ujian, dan musibah.
Kalau saja Dia tidak menggenggam kita, jatuh dan hancurlah kita..
Pada saat berikutnya....ketika saatnya sudah tepat dan kita telah bisa mengendalikan langkah, maka genggamanNyapun dilonggarkan, itulah yang kita rasakan sebagai berlalunya cobaan, penderitaan, musibah atau nama yang lainnya..

Maha Suci Allah yang dalam genggamanNya kita ada dan pasti dijaga..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar