Pernah
merasa sebagai seorang musafir di tengah padang pasir yang sangat tandus. Yang
sangat mendambakan seteguk minuman dan berharap menghapus rasa dahaga yang
teramat sangat. Merindukan oase yang bisa menghalau segala halusinasi tentang indah
dan rindangnya pohon kurma yang entah ada di mana.
Dalam
hasrat yang teramat sangat, di kejauhan tampak genangan air bening dan jernih
yang menggiurkan, dan berharap itulah yang akan ditemui setelah menempuh
perjalanan panjang dan payah. Setelah berusaha menyeret langkah yang berat
menuju setitik harapan, dan ternyata…………air yang menggiurkan tadi hanyalah
fatamorgana.
Kecewa……….
Marah………..
Tapi
pada siapa…..???
Kecewa
karena apa yang diharapkan hanyalah ilusi….????
Marah
karena ternyata segala perjalanan panjang dan melelahkan berbuah duka……?????
Tapi
pada siapa….???
Pada
fatamorgana yang telah menipu….?
Marah
pada fatamorgana yang telah berhasil memperdaya akal sehat….???
Sungguh
tak berguna…
Kecewalah
pada diri yang tak bisa memegang kendali
Marahlah
pada akal sehat yang entah lari kemana
Sejatinya….
Tak
pernah ada air ditengah padang pasir
yang tandus
Tak
pernah ada pelepas dahaga yang begitu didamba..
Namun…
Akal
sehat telah mati oleh nafsu
Logika
telah lebur karena hasrat
Apakah
kisah musafir malang bakal terulang….???
Tak
akan…
Tak
ada keledai yang mau terpuruk lagi
Di
tempat yang sama
Dengan
cara yang sama
Dan
kita lebih cerdas dari seekor keledai…
#########################
Tidak ada komentar:
Posting Komentar